"Dak rasa ya, bentar lagi 2021."Â Ucap penulis kepada seorang sahabat.
"Wah, kamu bikin saya tambah stress lagi nih."
Memang bulan Desember bikin dilema. Dibilang ceria, tapi ada juga kelabunya. Semuanya bergantung pada persepsi. Ceria menyambut tahun baru, atau kelabu menyesalkan berlalunya waktu.
Tidak apa-apa, keduanya bisa dijalani bersamaan. Lagipula, waktu tidak akan ke mana-mana. Menikmati sisa hari di Desember menunggu datangnya hari pertama di Januari.
Jadi, kalau mau bikin resolusi, sekarang saat yang paling tepat. Jangan bilang terlalu pagi, karena sebuah resolusi yang baik harus melalui persiapan yang matang.
Menjelang tahun baru, kata Resolusi ini akan semakin sering terdengar dan terkait dengan tekad, cita-cita, atau permohonan yang diharapkan akan muncul dari lampu Jin Aladin.
Di sini letak permasalahannya. Mengharapkan keajaiban namun melupakan proses. Padahal penganut teori Adam dan Darwin saja sama-sama mengakui bahwa penciptaan bumi ada prosesnya.
Ingat ya, resolusi itu adalah rencana hidup yang harus ditata, dijalankan, dan dikontrol. Resolusi memiliki durasi waktu dan target pencapaian yang harus dipenuhi. Pusing? Iya jangan ikut-ikutanlah bikin resolusi.
Seberapa banyak di antara kamu yang memiliki resolusi di tahun 2020 ini? Seberapa banyak di antaranya yang masih mengingat resolusinya? Seberapa besar di antaranya lagi yang benar-benar menjalankan? Penulis yakin rasionya tidak melebihi besarnya virus yang hanya sekian permil. (bukan persen).
Untuk itu, bagi yang ingin memiliki resolusi, sekaranglah waktu yang paling tepat untuk memulainya. Yang pertama harus disadari apa kegunaan resolusi bagi kita.