"Ingat semuanya yang besar, dulunya kecil"Â Mak Erot
Tentu ini adalah guyonan dari kutipan yang bukan asli dari Mak Erot. Namun, tak dapat disangkal "segala sesuatu yang besar, emang dulunya kecil,"Â adalah kalimat yang berhubungan dengannya, jika dibaca dengan menggunakan tanda petik.
Hingga kini mitos yang beredar mengenai keperkasaan masih bergantung dengan panjangnya alat kemaluan. Begitu pula halnya dengan kejantanan yang sering disalahartikan dengan kemampuan bertahan lama pada saat sedang bertarung.
Tidak ada hubungan antara penis yang panjang dan keperkasaan. Durasi seksual juga memiliki batas yang disarankan, dan kepuasan seksual bisa didapatkan dari berbagai macam teknik.
Selain itu, perlu juga disadari bahwa kodrat tidak datang dengan sendiri. Bagi pemilik penis dengan berbagai ukuran, tentu ada maksud tersembunyi mengapa milikmu dibiarkan mini oleh Tuhan.
Sebabnya karena memang ukuran penis manusia itu berbeda-beda. Konon rata-rata ukuran yang terpanjang berada pada rentang 16,1 hingga 17,9 cm. Ukuran ini adalah milik dari pria dari Ghana, Gabon, Nigeria, dan Haiti. Sementara yang terpendek adalah 9,3 hingga 10,5 cm dari milik pria Srilanka, Thailand, India, Malaysia, dan Korea Selatan. Penis milik orang Indonesia sendiri berada pada golongan kedua terpendek, yaitu 12,9 hingga 14,7 cm, dengan nilai 11,67 cm.
Tentunya, hal ini juga senada dengan besaran pinggul para wanita Asia yang jelas lebih kecil daripada bangsa Kaukasia. Ada sebabnya mengapa penis harus berukuran sejenis dengan lubang senggama dari wanitanya.
Baca juga: Mengenang Mak Erot, Mengenal Ukuran Normal Penis Bapakmu
Namun demikian, memperpanjang ukuran kelamin adalah sebuah daya tarik. Setiap pria muncul dengan masalahnya sendiri dan mungkin ada yang terlalu kecil sehingga kadang tersembunyi. Sebagian lagi mungkin sudah cukup seksi, namun, tetap diperpanjang karena permintaan pasangannya demi sebuah romansa yang berkelanjutan.
Wisata Kebugaran Menteri Kesehatan Terawan
Tidak heran jika Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Pariswisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia bergandengan tangan mengembangkan wisata kesehatan.
Menurut Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, Indonesia memiliki potensi memajukan wisata kesehatan ini dengan mendatangkan banyak wisatawan asing. Kebugaran dan jamu menjadi pilihan. Contoh yang diberikan adalah Tongkat Ali, Puwaceng, dan tentunya terapi Mak Erot yang tidak luput dari perhatian Terawan. (19 November 2019).