Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencari Arti "Istri Pembawa Hoki" Hingga Ke Puncak Gunung Kawi

6 September 2020   17:19 Diperbarui: 6 September 2020   17:24 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Istri Bawa Hoki (sumber: tribunnews)

Berhati-hati serta bertanggung jawab.

Wanita bagaikan kaca porselen yang mudah pecah, namun disitulah letak keanggunannya. Karena pada dasarnya, porselen membawa keindahan di balik kerapuhannya.

Tidak perlu terlalu berhati-hati menjaganya. Suami hanya perlu menyikapi dengan memberikan perlindungan yang penuh tanggung jawab. Caranya adalah dengan bersikap terbuka, berempati, dan sering diajak ngomong di tengah malam, ditemani oleh dupa dan menyang.

Percaya Diri dengan Kesaktian Jimat.

Untuk apa memiliki jimat, kalau ragu untuk menampilkannya. Jimat yang bagus, harus digunakan setiap saat bagai sebuah perhiasan yang mewah. Jika pemilik jimat sendiri tidak percaya diri dengan miliknya, bagaimana mungkin kesaktian jimat dapat teruji.

Kahadiran istri harus dihargai dengan sikap yang lebih kuat, tidak mudah menyerah, tidak banyak mengeluh, dan tidak menyalahkan. Cara kerja jimat ini cukup ajaib, cukup diyakini, maka ia akan menjadi sakti.

**

Perjalanan mengejar jimat sakti, selalu menjadi sebuah petualangan yang mendebarkan. Jimat yang didapatkan di pasar loak, tentu kalah dengan yang diperoleh dari puncak Gunung Kawi.

Pun halnya dengan perjalanan mendapatkan istri, tidaklah mudah. Jika suatu waktu, badai datang menerpa kehidupan, maka ingatlah bagaimana hidup mempertemukan anda berdua.

Badai yang menerjang, bukanlah salah siapa-siapa. Musuh terbesar tidak disebabkan dari dalam, namun keadaan yang memang harus dilalui bersama.

Seorang istri yang telah memilih suami, harus diterima dengan lapang dada, bagaimanapun kondisinya. Alam mempersatukan dua insan, bukan karena kebetulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun