Hong Kong bahkan telah memasuki gelombang ketiga, sejak kasus pertama yang dilaporkan pada bulan Januari. Setelah berhasil menanganinya, gelombang kedua muncul akibat kasus impor dari warga yang kembali dari luar negeri.
Pelonggaran PSBB dan pengecualian karantina bagi pelaku ekonomi dan awak penerbangan internasional, menjadi inisiasi dari gelombang ketiga. Terjadi begitu saja, setelah negara memutuskan bahwa ekonomi harus berjalan.
Berdasarkan penjelasan ini, apakah Indonesia sudah masuk dalam periode second wave? Menurut Dr. Tidesley, gelombang kedua dikatakan terjadi jika sebuah negara telah melaporkan tidak adanya penambahan baru untuk minimal beberapa hari, dan penyebaran lokal sudah dapat terkontrol dengan baik.
Dari defenisi ini, tentunya Indonesia masih berada pada gelombang pertama. Nah, pertanyaannya, apakah Indonesia harus mewaspadai gelombang kedua, seperti kata presiden Jokowi?
Menurut dokter spesialis paru-paru dari RSUP Persahabatan, dr. Budhi Antariksa, Ph.D., Sp.P(K)., Indonesia masih terjebak dalam gelombang pertama Corona. Secara teori, untuk memasuki gelombang kedua, maka jumlah kasus infeksi Covid-19 harus turun mendekati angka nol terlebih dahulu.
Saat ini, angka infeksi belum kelihatan landai, hingga dapat dikatakan bahwa kita masih berjibaku dengan virus yang satu ini, pada gelombang yang sama.
Memang ada juga pengamat yang mengatakan bahwa jika kasus positif terus meningkat tanpa henti, maka gelombang kedua sudah terjadi. Namun, bagaimana menentukan defenisi "meningkat tanpa henti?" Apakah sekarang, bulan depan, atau bahkan tahun depan?
Mari kita lihat fakta yang terjadi;
Sejumlah negara membuktikan, kasus penularan berhasil ditekan dengan melakukan pembatasan jarak sosial hingga lockdown di seluruh negara. Ini sebenarnya merupakan cerita lama yang marak terjadi di bulan Maret.
Indonesia sendiri, tidak mengambil langkah tersebut, karena PSBB yang diberlakukan masih bergantung kepada Kepala Daerah masing-masing, berdasarkan urgensi lokal.
Itupun tidak diberlakukan secara maksimal, karena kita masih melihat banyaknya pelanggaran yang terjadi akibat kurangnya disiplin. Dengan demikian, maka kasus nol infeksi akan terasa sangat sulit digapai.