Tabib Sun Simiao (590-682) adalah ahli pengobatan Tiongkok kuno dari zaman Dinasti Sui dan Tang. Ia diberi gelar sebagai Raja Obat, karena jasa-jasanya mengembangkan dunia pengobatan Tiongkok Kuno.
Selama hidupnya ia telah menuliskan sekitar 7300 resep dari dua buku, yaitu Beiji Qian Jin Yao Fang dan Qian Jin Yi Fang. Kedua buku ini dapat disamakan dengan ensiklopedia pengobatan Tiongkok Kuno, dan sekaligus batu loncatan bagi dunia medis kuno.
Selain pengobatan, Sun Simiao juga memelajari anatomi manusia. Ia menjelaskan bahwa aktivitas anggota tubuh seperti mata, kepala, dan rambut ternyata memiliki efek langsung terhadap kesehatan.
Pun halnya dengan hubungan seksual. Baginya, lelaki dilambangkan dengan unsur Yang, berkonotasi keras, panas, kering, seperti api. Wanita dilambangkan dengan unsur Yin, lembut, basah, dingin, seperti air.
Filosofi Taosime kuno ini kemudian mengatakan bahwa perpaduan diantara unsur Yin dan Yang akan menghasilkan hubungan seksual yang maha dahsyat.
Jika saja ajaran filosofi kuno ini, dapat diserap dengan baik oleh manusia modern, niscaya kamar tidur akan menjadi surga dunia. Namun sayangnya banyak mis-persepsi yang terjadi, hingga filsafat kuno ini tidak terimplementasi. Salah satunya adalah dengan tidak membicarakannya, atau diam-diam membicarakannya.
Begitu pula halnya dengan Kamasutra, yang sekarang lebih banyak menjadi judul dari tema esek-esek. Padahal para sastrawan kuno di India yang menulisnya pada sekitar abad ke-3 memadukan ajaran filosofi tentang Dharma (agama), Arth (kekayaan), Kama (kesenangan), dan Moksha (keselamatan), hingga menghasilkan kurang lebih 500 bab mengenai teknik bercinta yang benar.
Nah, jelas, bagi masyarakat kuno, hubungan seksual adalah suatu hal yang tidak saja penting, namun juga sakral. Akan tetapi coba lihat saja sekarang, perkosaan merajalela, incest membahana, perselingkuhan marak terjadi, dan kekerasan dalam rumah tangga semakin menjadi-menjadi.
Semuanya akibat pandangan yang salah tentang bagaimana seharusnya sebuah hubungan seksual yang baik. Semoga tulisan mengenai seks kali ini, tidak mendapatkan tempat tertinggi di ujung syahwat yang gelap, untuk itu, mari kita menelusuri filsafat Yin-Yang dalam hubungan seksual yang seharusnya suci terjadi.
Seks Tidak Tabu, Demikian pula halnya dengan hujan gerimis.
Filosofi Yin Yang mengatakan bahwa segala sesuatu di alam adalah kebenaran abadi, yang harus dilihat apa adanya tanpa tendensi baik atau buruk. Bagaikan hujan gerimis, yang seyogyanya dilihat sebagai fenomena alam, bukan rasa senang atau tidak senang terhadapnya.