Penulis menerima sebuah pesan whatsapp dari kawan di Singapura. Isinya, sebuah berita. Sumbernya, dari media luar negeri. Kejadiannya, di kota Makassar. Judulnya, bikin kepala sakit.
"Indonesian man threatens to blow up Mc Donald's because he thoughts Italians created Coronavirus."
Percakapan kemudian berlanjut ke pesan singkat. Terjemahan dalam bahasa Indonesia,
"Kamu serius?"Â ini reaksi pertama dari penulis.
"Bagaimana kamu bisa tidak tahu? Ini kan di kotamu?" Begitu reaksi lanjutan dari sang sahabat.
Karena penasaran, penulis kemudian mencari sumbernya di mesin pencari dan ternyata cukup banyak berita yang termuat. Namun entah apa yang terjadi, sebagai seorang yang aktif di kota sendiri, berita ini bagai hilang tertelan bumi. Pun seluruh keluarga dan sahabat tidak ada yang menyantroni.
Nah, begini ceritanya:
Seorang pria bernama M Hasbi (35) harus berurusan dengan polisi setelah mengancam akan meledakkan bom di restoran cepat saji Mc. Donald's di Makassar, Sulawesi Selatan.
Kejadiannya pada hari Senin malam hari (13.07.2020), Ketika ia memasuki gerai Mc. Donalds di jalan AP. Pettarani. Bukannya memesan, Hasbi langsung mengancam akan meledakkan restauran dengan bom.
Sontak apa yang ia lakukan membuat para pengunjung dan karyawan morat-marit. Hasbi pun meninggalkan tempat itu dengan santai dengan sepeda motornya.
Pihak kepolisian kemudian mengamankan pria tersebut setelah melalui beberapa penyelidikan. Menurut pengakuan sang martir, ia melakukan hal tersebut karena "virus Corona adalah perbuatan Italia, dan restoran Mc. Donalds adalah milik Italia."
Syukur alhamdulilah, ternyata setelah diselidiki lebih lanjut, pria tersebut ternyata adalah penghuni Rumah Sakit Jiwa, Dadi di Makassar dan memiliki Surat Keterangan Sakit Jiwa.
Meskipun demikian, ancaman bom tidak bisa begitu saja diremehkan. Apalagi, restoran cepat saji di Makassar ini, sudah memiliki trauma kelam sebagai korban pengeboman.
Tepatnya di tahun 2002, yang menimpa gerai di Mal Ratu Indah, Makassar. Tercatat tiga orang korban meninggal, yaitu, Gufron (60), mantan anggota polisi, Ratna Trisnawati, seorang gadis berusia 19 tahun, dan seorang lagi yang tak dikenal.