Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lobha, Moha, dan Dosa, Tiga Akar Kejahatan yang Dapat Ditumpas dengan "Kekinian"

18 Juni 2020   06:55 Diperbarui: 10 Juni 2021   12:43 21739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setujukah dengan pernyataan bahwa tindakan adalah buah dari pikiran?

Pikiran adalah hasil dari berpikir atau menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan atau memutuskan segala sesuatu. Dengan melihat kenyataan bahwa manusia adalah mahluk yang selalu berpikir, maka apapun yang dilakukan oleh setiap orang telah melewati proses pemikiran.

Jika memang demikian adanya, bagaimana dengan kejahatan? Apakah ia juga termasuk produk pikiran?

Dalam hal ini, kejahatan jangan hanya dianggap sebagai tindakan melawan hukum yang tertera pada KUHP. Kejahatan atau perbuatan yang jahat bisa berbentuk apa saja.

Mulai dari meninggalkan wanita yang dicintai, seperti ucapan "kamu jahat" dari Cinta kepada Rangga, hingga kejahatan serius, seperti perampokan, perkosaan, dan pembunuhan.

Nah jika memang kejahatan bersumber dari pikiran, apakah yang menyebabkan manusia dapat berbuat jahat? Atau dengan kata lain, bagaimana asal muasal proses pikiran sehingga dapat memproduksi kejahatan?

Dalam filsafat Buddhisme, adalah sebuah ajaran yang disebut dengan Tiga Akar Kejahatan, yaitu Lobha, Moha, dan Dosa.

Lobha adalah Keserakahan.

Defenisi lobha dalam hal ini adalah menginginkan barang orang lain, atau yang lebih sederhana lagi adalah tidak puas dengan apa yang dimiliki. Sikap lobha dapat bermanifestasi dalam bentuk mencari kesenangan atau kepuasan indrawi tanpa henti, hingga keinginannya terpenuhi.

Baca juga: Keserakahan Manusia

Namun sayangnya rasa puas tidak pernah akan berakhir, sehingga lobha akan beraktualisasi dalam bentuk kemelekatan. Nah, kemelekatan akan bekerja dengan sangat halus, sehingga kitapun kadang tidak menyadarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun