Penulis pernah menuliskan hal ini sebagai artikel pertama di Kompasiana yang berjudul "Supranatural vs Metafisika."
Ilmu metafisika mengacu kepada kejadian yang tercatat selama ribuan tahun, yang disebut dengan Empirisme. Statistik dengan contoh sampel yang sangat besar, kemudian menjadi referensi atas kejadian masa depan.
Saat sekarang tabir ilmu ini sudah mulai terbuka, dan setiap orang dapat mencari guru atau referensi dari penerbit terkenal luar negeri. Di Malaysia dan Singapura, banyak pilihan kelas metafisika yang terbuka untuk umum.
Ilmu tersebut dapat dipelajari dengan mudah dan disusun dalam sebuah kurikulum teratur oleh praktisi metafisika terkenal, seperti Lilian Too atau Joey Yap.
Ilmu filsafat adalah luar biasa adanya. Sangat luas, tak terhingga, sebagaimana pikiran manusia yang dapat berkembang tanpa batas.
Namun dari seluruh ilmu metafisika Tiongkok kuno, penulis paling mengagumi sebuah ilmu yang bernama Zhi Meng Dung Cia. Jika kita pernah melihat film silat, seringkali ada kemunculan seorang peramal yang memainkan jari-jarinya untuk menghitung kejadian masa depan. Kurang lebih seperti itulah gambaran ilmu yang menggunakan tanda-tanda alam sebagai petunjuk keadaan yang akan terjadi.
Seorang kawan Master Feng-Shui yang bernama Erwin Tan (domisili di kota Surabaya), pernah mengikuti pelatihan ini dari seorang guru ternama di Malaysia.
Bayarannya selangit, dan dipelajarinya pun susah, meskipun sebuah software canggih dapat diinstall pada laptop atau handphone, membantu para praktisi yang susah menghitung dengan jari.
Menurut Erwin Tan, jika ada sebuah pertanyaan yang akan diajukan, maka praktisi diharuskan menghitung tiga unsur utama sebagai penentu titik 0.
Tiga unsur tersebut adalah 1) tanggal lahir pasien, 2) waktu pada saat pertanyaan diajukan, dan 3) posisi di mana pertanyaan diajukan.
Setelah itu, maka dicarilah tanda-tanda alam yang akan muncul untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan.