Makna Hari Pers tahun 2020 ini terasa begitu istimewa. Penulis bukanlah jurnalis atau pekerja di bidang tulis menulis. Namun tetap saja... terasa begitu berbeda.
Sebabnya di hari minggu tanggal 10 January 2020, bersama para sahabat IPSA (Indonesian Professional Associations), penulis berkunjung ke rumah kawan yang terletak di bilangan jalan Cendrawasih, Kota Makassar.
"Terima kasih sudah berkunjung, Pak Rudy.. Sekarang kami bukan siapa siapa tanpa adanya stakeholder dari Masyarakat." Ujar Om Ronald seorang senior jurnalis.
Sekilas terdengar klise, namun kejujuran tidak dapat diabaikan. Siapa sih yang masih membaca koran cetak pada jaman now?
Ketulusan tersirat dari wajah beliau. Bukan karena meringis akibat oplah yang menurun, tapi kebanggan karena telah berkarya selama 16 tahun.
"Kami berada di urutan ke-3 nasional loh Pak Rudy. Padahal kami hanya koran lokal dari kota yang memiliki jumlah penduduk ke 5 terbesar di Indonesia."
Tidak perlu dibahas, emang masih adakah manusia yang membaca koran cetak? Batin penulis mulai sinis.
"16% dari total penduduk Makassar masih suka dengan koran cetak." Lanjut Om Ronald.
"Lah... ternyata anomali ini berada di kota Makassar, Om..."
Penulis selalu bangga menjadi orang Makassar. Tak disangsikan, Tak perlu diragukan.
Termasuk menerima fakta bahwa koran cetak masih menjadi pilihan di kota kelahiran.