"Berkaryalah dengan membawa se-ember air di tangan kirimu, dan sebatang obor di tangan kananmu. Padamkan-lah api Neraka-mu dan Bakar-lah Surgamu." ~ Herwiratno. ~
Kutipan ini sangat membekas didalam benak penulis. Sebuah kutipan indah dari Sang Pembawa Misi Jiwa yang berkesempatan berkunjung ke Makassar, pada pertengahan Bulan Juli tahun 2019, atas undangan dari penulis dan para sahabat se-frekuensi.
Bagi penulis, makna dari kutipan tersebut tidak lain, adalah sebuah konsep Keseimbangan, seperti apa yang penulis sampaikan mengenai energi Numerologi tahun 2020.
Tidak mengharapkan Surga, apalagi menginginkan Neraka.
Berkarya apa adanya dan sebagaimana adanya, tanpa mengharapkan pujian ataupun cacian.
Berada ditengah tengah dua kutub yang berbeda, tanpa harus mendengarkan rayuan setan ataupun nasehat malaikat.
Alam memang luar biasa adanya, dan menurut Mas Herwiratno, segala sesuatu yang kita inginkan telah tersedia di alam ini. Yang perlu dilakukan hanyalah menyatu dengan alam, dan menjadi bagian dari satu kekuatan yang akbar.
Kekuatan dari alam adalah keseimbangan alami yang dibutuhkan oleh seluruh kehidupan. Telah banyak contoh yang diberikan, meskipun manusia kadang tidak menyadarinya. Pagi dan Malam adalah dua kekuatan besar yang berkuasa diatas waktunya sendiri, dan merupakan contoh sejati keseimbangan alami.
Menjaga ketidak seimbangan, berarti memunculkan satu kekuatan, dan menghilangkan kekuatan lainnya. Jika hal ini terjadi, maka yang datang adalah malapetaka dan bencana.
Untuk itu, jika kita ingin memaksimalkan sebuah kekuatan, maka keadaan proporsional-lah yang berlaku. Selayaknya suara yang indah adalah suara yang pas dengan porsi gendang telinga. Terlalu kecil tidak terdengar jelas, terlalu besar menimbulkan suara bising.
Mas Herwiratno juga mengatakan bahwa sesungguhnya seluruh jiwa di alam semesta adalah merupakan satu kesatuan solid, yang terikat dalam satu pertatutan dengan nama Misi Jiwa.