Mohon tunggu...
Katon Priyo Wibowo
Katon Priyo Wibowo Mohon Tunggu... -

penggiat literasi, pengamat sosial, politik dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Wajah Penerus Bangsa

23 Maret 2016   15:10 Diperbarui: 23 Maret 2016   15:31 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerminan Indonesia 15 sampai 20 tahun mendatang, bisa kita lihat dari apa yang dilakukan pemuda dan pemudi ya di zaman sekarang, mungkin itu kata pepatah yang bisa kita ambil hikmah dan intisarinya. lihatlah apa yang dilakukan para pemuda di zaman yang serba instan dan modern sekarang, free sex, narkoba, gangster dan masih banyak hal yang sifatnya negatif lainya yang dilakukan oleh para pemuda sekarang. sungguh ironis melihat dulu para pahlawan kita berjuang jiwa dan raga bahkan harus mengorbankan harta dan bendanya, untuk kemerdekaan bangsa ini. 

pa pahlawan dan foundhing father kita bersusah payah untuk memerdekakan bangsa ini, tak peduli nyawa mereka terancam setiap waktu, tapi bandingkan apa yang dilakukan oleh para penerus bangsa kita saat ini. ya mungkin benar apa kata pepatah setiap zaman dan era pasti punya cerita yang akan mereka goreskan sendiri yang nantinya akan menjadi sebuah sejarah dari suatu peradaban bansa, ya inilah coretan-coretan para pemuda di zaman sekarang. mereka yang apatis, asosial, hedonis, dan konsumtif. tinggal menunggu waktu saja bangsa ini akan hancur, saat mereka nanti yang sekarang dikatakan generasi instan ini memegang estafet kepemimpinan. hilang sudah harapan para foundhing father kita, dulu bung karno berkata carikan akau 1000 orang tua maka akan aku cabut gunung semeru beserta akar-akarnya, dan carikan aku 10 pemuda maka akan aku guncang dunia. sekarang carikan aku 10 pemuda maka akan hancur indonesia, ya 10 pemuda yang sudah sakit, sakit mental. 

Bisa kita lihat sekarang bagaimana seorang yang dikatakan pelajar dan para inteletualis, yaitu para mahasiswa yang dikatakan agen of change dan agen sosial of control telah menjadi mahasiswa yang disorientasi yang tak tau tugas dan tanggung jawab mereka apa. Yang mereka tau hanya menghabiskan uang bulanan jatah dari orangtua mereka, dan bahkan lebh parahnya sekarang bnyak sekali para mahasiswa yang menggangap bahwa bangku kuliah dan status mereka sebagai mahasiswa hanya sebagai formalitas dan memperpanjang status pengagnguran mereka. 

Banyak sekali para mahasiswa yang terjerat kasusu narkoba, dan bahkan banyak dari mereka yang melakuakn free sex bahkan banyak juga yang sudah kumpul kebo, ujung-ujung nya bmarak ditemukan bayi tanpa dosa yang masih merah berceceran darah dibuang dipinggir jalan, banyak janin yang masih seumur jagung, berumur mingguan diigugurkan demi memenuhi ego dari kelabilan dan ketidakdewasaan para calon orangtua mereka yang hanya tau bagaimana caranya bersenag-senang tapi lupa akan tanggung jawabnya.

 Mungkin hampri sama konteks nya sekarang dulu para pahlawan berlumuran dan berceceran darah untuk memperjuangkan nasib bangsa ini untuk merdeka dan diakui oleh bangsa lain, sekarang para pemuda sebagai generasi penerus juga banyak menumpahkan darah, darah tak berdsa dari para janin yang dibuang dan digugurkan tanpa ada dosa, inikah para penerus estafet kepemimpinan bangsa ini kedepan. 

Mereka sudah di konstruk sebagai manusia yang mempunyai jiwa yang sakit, alias psikopat yang tak bisa lagi menggunakan akal sehat mereka dengan normal dan waras. Tapi banyak juga dari pemuda sekarang yang mempunyai prestasi dan diangap mampu menjadi penerus estafet kepemimpinan kelak bangsa ini, tapi itu hanyalah segelintir orang saja sebelum mereka nantinya tergerus idealisme nya dan berbondong-bondong mengandaikan intelektualisme mereka untuk kepentingan semata.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun