Jokowi dan megawati itu politikus ulung dan PDIP sebagai partai kawakan. Kita tidak tahu dibalik drama pilpres 2024. Ada siasat kekuasaan yang kita sama sekali tidak tahu. Apakah mereka berkoalisi dibawah tanah atau memang sebaliknya kesan yang saling berhadapan benar terjadi? Mungkinkah begitu ditengah politik 2024 yang makin menghangat?
Majunya tarah Widodo atau keturunan Presiden Joko Widodo dalam berpolitik. Sebelumnya anak-anak Jokowi diperiode pertama Jokowi menjabat sebagai presiden mengaku fokus bisnis dan engggan berpolitik dan komentar itu dinyatakan ketiga putra jokowi yang satunya adalah menantu.
Secara mengejutkan mantu dan kedua putra Jokowi masuk dalam politik. Mantu Jokowi Boby Nasution dan Anak Jokowi Gibran Rakabuming Raka mengikuti pilihan umum kepala daerah di Kota Medan dan Solo.
Keduanya dipinang oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada tahun 2020. Yang praktis kita semua tahu, mereka terpilih di daerahnya masing-masing. Sebab PDIP kuat di Medan dan Solo.
Tidak hanya berhenti disitu. Sepak terjang anak Jokowi Kaesang Pangarep, yang baru tiga hari memiliki KTA atau Kartu tanda anggota Partai Solideritas Indonesia (PSI) langsung menjadi ketua umum partai PSI.
Sebuah berita politik yang tentu menggemparkan jagad indonesia. Bagaimana baru tiga hari bergabung dapat menjadi ketua umum. Itu sangat tidak masuk akal. Tetapi bagimanapun dia adalah anak seorang presiden. Setiap orang tahu itu dan memaklumi itu.
Bisa saja PSI ingin mengerek suara di Pemilu 2024 melalui kepopuleran Kaesang Pangarep. Atau bisa juga sebenernya dibelakang layar partai itu memang didukung segala-galanya oleh Jokowi. Kita tahu PSI sangat Jokowi-isme. Atau bahasa orang PSI tegak lurus bersama Jokowi. Bukankah jika seperti itu PSI sudah terkesan milik Jokowi?
Atas fenomena politik yang secara instan anak presiden secara cepat dan mulus meniti karir politik. Tidak jarang anak-anak Jokowi disebut sebagai politikus karbitan. Setidaknya pengaruh politik mereka masih dibayang-bayang kekuasaan Jokowi yang masih menjabat sebagai presiden.
Dengan banyaknya komentar mengenai langkah Jokowi mengendors anak dan mantu meski tidak secara langsung. Ia tidak hanya dinilai sebagai pemimpin yang membangun dinasti politik tetapi juga membahayakan demokrasi setelah melalui berbagai drama dan otak-atik keputusan MK.
Gibran dapat maju sebagai cawapres Prabowo Subianto meski belum memenuhi umur batasan menjadi cawapres yang minimal 40 tahun sesuai keputusan MK.