Artikel ini ditulis. Deklarasi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimain iskandar ketua umum PKB itu belum di deklarasikan sampai Sabtu pagi Ini (2/9).Â
Akan tetapi kabar santernya capes partai Nasdem Anis Baswedan kemungkinan besar akan di pasangkan dengan cak Imin panggilan akrab Muhaimin Iskandar.
Terus terang ini menganggu pikiran saya untuk menulis sesuatu. Sebab setidaknya pikiran yang mengganggu itu. Saya ingin ikut memberikan pandangan-pandangan tentang kedua pasangan capres-cawapres itu di pilpres tahun 2024 yang mengejutkan.
Politik dan Kekuasaan
Kabar kuatnya pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dipasangkan di pilpres 2024. Hal tersebut jika kita berbicara perspektif politik. Bukanlah hal yang aneh bin ajaib melainkan biasa dalam politik.
Saya kira anda dan saya tak perlu kaget dan tak perlu misuh-misuh "berkhianat" seperti partai sebelah jika sebelumnya anda mendukung salah satunya dan tak terpikir kedua calon itu di persatukan. Yang artinya pasangan itu tidak sesuai apa yang anda harapkan.
"Politik sendiri melampui nalar, emosi dan lekatan-lekatan identitas yang semu. Artinya asumsi dan fakta dalam politik itu nyata. Tetapi kekuasaan itu jangan lupa adalah tujuan berpolitik yang pada hakekatnya"
Kawan menjadi lawan dan lawan menjadi kawan. Sudah menjadi tradisi yang lumrah dalam politik yang intinya adalah kepentingan bagimana dapat terakomodir. Sekarang anda dan saya bisa membayangkan.
Karena sebagai rakyat yang suaranya pasti akan ditarik-tarik saja. Ikut baper terhadap politik itu hal-hal salah satu dari nista. Elit politik yang akan dapat apa-apa lima tahun kedepan. Kita hanya dapat amplop yang tak seberapa itupun kita juga harus bekerja menjadi mesin pencari suara.
Apakah jika partai politik tidak menguasai politik atau hanya melihat saja dari jauh tanpa terlibat dalam berpolitik; sudah mencapi tujuannya?