Disisi lain teknologi yang membuat kepraktisan hidup, bahkan bentuk-bentuk dari perspektif kemanusiaan yang terus menunjukan perubahan pada setiap lininya, itu pun setiap saat sudah pasti akan berubah.
"Krisis ekonomi, ancaman akan perang dari penguasaan sumber daya alam. Itu semua menjadi fakta yang tak terelakan akan kejadian yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kita umat manusia dihadapakan dengan manusia lain atas nama hidup dan eksistensinya"
Menjadi catatan penting bagi kita semua tidak terkecuali siapapun. Bentuk-bentuk kebaruan  pada hidup bukan saja harus diraih sisi optimlisasinya. Namun juga direngkuh dan di genggam sebagai bagian dari kehidupannya sendiri.
Tentang bagiamana genggam kehidupan itu akan di langsungkan. Tranformasi perubahan akan kebutuhan hidup secara ekonomi, social-budaya, bahkan politik dan demokrasi sebagai pemegang lokomotif membawa peran manusia dan masyarakat pada perubahannya.
Ini menjadi penting dan harus menemukan solusi dari setiap perubahan itu sendiri dengan sejumlah probelmatikanya bagi manusia di dalam kehidupanya.
Dalam hal ekonomi, orang-orang harus mampu menempatkan kebutuhan diri, bagaimana nilai kebutuhan akan pengeluaran dan pendapatan finansial dapat sesuai dengan gejolak ekonomi yang terus meningkat baik biaya pangan, pendidikan, hunian, dan kesehatan yang harus terpenuhi.
Artinya dalam ekonomi di abad ke- 21 ini. Semua terukur dengan kebutuhan akan uang bahkan dari hal-hal yang kecil bawasannya kebutuhan hidup bukan sesuatu yang dapat tertunda dengan pendapatan yang sudah terukur sebelumnya.
Sebab itu keterukuran dalam hal ekonomi berpengaruh pada social-budaya masyarakat. Banyak perubahan terjadi dari generasi ke generasi memandang social dan budaya baru yang saat ini menuju efisiensi total dengan keterukuran ekonomi itu yang berpengaruh pada social-budaya.
Saya sebut bagaiamana fenomena social terjadi di banyak Negara seperti menjamurnya kemiskinan berpengaruh pada pendidikan, kesehatan, dan hidup layak berpacu pada hunian yang tereduksi oleh performa ekonomi itu sendiri.
Masalah semacam ekonomi itu juga merambah pada enggannya generasi muda memandang pernikahan yang kait eratnya dengan pemenuhan ekonomi keluarga.
Resesi seks yang terjadi di banyak Negara maju kedepan juga akan menjadi fenomena global ketika ekonomi menjadi biang keladi tingginya biaya hidup tidak dibarengi dengan kapasitas pendapatannya.