Adil juga kembali mempertanyakan, bagaimana bisa pendapatan dari tambang minyak di Meranti bertambah, tetapi uang yang mereka peroleh justru berkurang?
Sebab itu kata Adil; Â "kalau bapak tak mau ngurus kami, pusat tidak mau mengurus Meranti kasihkan kami ke negeri sebelah". Sebelah Indonesia tak lain dan tak bukan adalah Malaysia.
Adil sendiri bahkan sempat melontarkan pernyataan; "apakah perlu rakyat Meranti angkat senjata untuk menyelesaikan hal ini (masalah uang minyak) yang intinya harus diselsaikan dengan Kemenku yang dibelakangnya ada negara?
Lagi-Lagi Duit
Ya tidak di pemerintahan negara, tidak pula di kebutuhan rumah tangga. Uang memang menjadi hal yang diperebutkan, diperbincangkan, bahkan diperkarakan jika tidak dibagi secara adil.
Kasus M Adil Bupat Meranti dan Kemenku. Saya tidak tahu siapa yang salah seperti lagu yang viral di IG dan Tiktok "entah siapa yang salah, ku tak tau".
Tapi imbas masalah duit ini sedang ramai di perbincangkan. Bahkan dapat reaksi pula dari staff kusus Mentri Keungan Sri Mulyani Yustinus Pratowo yang menginginkan duduk bareng imbas lontaran kemenku iblis atau setan bersama Bupati Meranti.
Yustinus juga menilai Kemenku Iblis atau setan merupakan kalimat yang tidak tepat di gunakan. Menurutnya kalimat ucapan M Adil itu melukai semua pegawai di Kemenku.
Kembali lagi. Setiap masalah duduk bersama untuk menyelsaikan masalah itu memang harus dilakukan pihak Kemenku dan Bupati Meranti M adil supaya jelas dan "clear" itu masalah duit.
Saya sendiri memang mendukung Bupati Meranti terkait keadilan DBH jika hal itu semata untuk keadilan bagi rakyatnya. Yang mana uang hasil lebih dari DBH Kabupaten Merantai untuk mensejahterakan rakyat, yang katanya masih miskin untuk pembangunan infrastructure publik atau apapun lah itu.
Tetapi jika sebaliknya. Uang itu tidak digunakan semsestinya malah untuk kepentingan pribadi memperkaya diri maupun klompoknya. Pasti akan percuma juga di kejar-kejar itu uang. Toh rakyat sendiri saat ini pintar-pintar.