Satu yang tidak habis pikir, ratusan nyawa menjadi korban dalam tragedi kericuhan suporter tuan ruamah Arema Malang di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur Sabtu (01/10).
Pertandingan bola, kenyataaannya memang selalu unik. Penuh rivalitas dan juga tensi tinggi, baik antar pemain maupun suporter yang terkadang menjadi kemenarikan dalam sepak bola tersebut.
"Ungkpan 90 menit rival atau tetapi setelehnya harus menjadi saudara. Sudah sepantasnya harus diingat oleh insan sepak bola kita di indonsia; bahwa sepek bola sebagai gerakan olahraga, ekonomi, dan kemanusiaan harus dijunjung sebagai mana sakralnya pencinta bola mencintai permaianan sepak bola dalam filosofi kelompok dan komunitas bola"
Akan tetapi dibalik gemat gempitanya permainan bola. Suporter yang menjadi daya dukung meramaikan pertandingan bola dan juga menjadi fans-fans dalam dunia permainan sepak bola yang menjadi nilai lebih dari permainan bola.
Tak jarang kecintaan suporter atau fans dalam sepak bola. Disisi lain menjadi motor penggerak sepak bola itu sendiri baik untuk kebesaran klub terbantu dalam ekonomi. Dari menggaji pemain maupun sebagai daya dukung menajeman klub dalam setiap penjualan-penjualan saovenir atau tiket pertandingan dapat menjadi sama-sama memajukan klubnya tercinta. Itulah yang terjadi dalam industry sepak bola.
"Dibelahan bumi manapun. Industry sepak bola memang tengah tumbuh tidak terkecuali di Indonesia. Tetap saja yang menumbuhkan sepak bola merupakan fans-fans klub mereka sendiri. Seperti di eropa misalnya, banyak klub bola kaya dan juga pemain bola yang kaya dampak dari majunya sepak bola eropa. Banyak klub eropa yang kaya seperti Manchaster United, Real Madrid, pemain mereka juga digahi tinggi seperti C. Ronaldo atau Karim Benzema di Real Madrid".
Namun berbicara sepak bola Indonesia. Klub, pemain bola, dan manajemen di dalamnya yang masih berporses menjadi sepak bola maju dan modern juga harus didukung oleh mentalitas supporter yang mensukseskan itu.
Mungkinkah sepak bola di indonesia yang memunculkan banyak fanatisme pada suporter akan terus memicu kerusuhan dan ketidakpuasan suportter terhadap tim yang di dukungnya tersebut?
Ataukah bahwa sepak bola modern dan maju yang harus menyadari bahwa permainan itu kalah dan menang tetapi bekaca pada kerusuhan supporter di Stadion Kanjuruhan yang terjadi justru membuat orang-orang yang menggilai bola menjadi gila sendiri akibat hal-hal yang ditimbulkannya seperti jatuhnya banyak korban hingga ratusan tewas akibat rusuh pertandingan bola.
Konflik yang disebabkan oleh sepak bola  yang terus berkepanjangan dalam dunia sepak bola indonesia. Apakah sepak bola sebagai industri yang menjanjiian di masa depan dengan mentalitas suporter bola yang seringkali mengawali terjadinya konflik masih terus layak dilanjutkan?