Melirik bagaimana benang merah dalam kasus Brigadir J, yang mana terjadi penembakan di rumah dinas mantan Kadiv Propam Iren Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) lalu menewaskan Brigadir J.
Menarik untuk di ikuti sebab selama satu bulan belakangan, simpang siur tentang kabar yang berhembus tentang Brigadir J ramai di perbincangkan oleh public. Apa sebenarnya motif dari penembakan Brigadir J?
Kasus penembakan Brigadir J yang menyeret elite polisi yakni Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka utama otak penembakan disusul tersangka lain yakni Brigadir R, Bharada E dan inisial K sebagai supir pribadi keluarga FS.
Semakin menarik dikala scenario dari adanya saling tembak antara Bharada E dan Brigadir J tidak terbukti. Begitu juga karangan-karangan tak masuk akal lain yang dibuat untuk menutupi penembakan kasus Brigadir J tersebut, yang dilakukan oleh Ferdy Sambo sendiri.
Semua terbantahkan dengan sejumlah pengakuan Bharada E yang berbeda 180 drajat dari apa yang disekenariokan FS seperti isu plecehan seksual.
FS yang sebenarnya ada di TKP dan menyuruh Bharada E untuk menembak Brigadir J dimana sebelumnya polri menyebut FS tidak di TKP dan sedang Tes Sweb.
FS juga membuat scenario baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E namun tidak terbukti dan FS sendiri yang menebakan pistol Brigadir J dengan sarung tangan ke dinding rumah.
Maka dengan ditetapkannya FS sebagai tersangka, dan dirinya mengakui perbuatan itu karena Brigadir J menurutnya telah merendahkan martabat keluarga sehingga dirinya emosi kemudian merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J.
Sebenarnya, seperti apakah jelas motif pembunuhan itu dapat terjadi? Benarkah Menkopolhukam Mafud MD yang mengatakan bahwa motif penembakan Brigadir J merupakan konsumsi orang-orang dewasa saja? Dimana polri sendiri masih kikuk untuk membukanya karena memang takut menyinggung perasaan karena sensitive? Â
Kejadian di Magelang