Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pendidikan Rendah, Jangan Miskin, Sebuah Pergolakan Hidup!

3 Agustus 2022   20:14 Diperbarui: 10 Agustus 2022   16:22 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin tua bukan hanya kita ditampar keras oleh realitas hidup. Tetapi semakin tua kita juga harus paham bahwa melewatkan waktu yang tak efektif akan langsung berdampak buruk disela waktu yang semakin sempit ini bagi masa depan kita.

Menunggu tua adalah soal waktu. Dan menjadi tua itu, apakah akan memuliakan atau terseok-seok kehidupan yang selalu diukur dari materi kehidupan ini?

Kehidupan yang terus berjalan, apa yang saya sesali dari hidup, bukan saya tak punya pendidikan yang tinggi di sebabkan oleh kemiskinan itu. Bagi saya orang yang mampu berpendidikan tinggi "kuliah" memiliki banyak factor, salah satunya orang tuanya tak miskin.

Saya tak punya faktor itu. Tentu utamanya adalah faktor ekonomi orang tua, yang tak mendukung untuk membiayai pendidikan tinggi bagi seorang anaknya yaitu saya.

 "Sebagai buah dari pertanggung jawaban orang tua yang telah melahirkan anak-anaknya. Memberikan yang terbaik dari pendidikan hingga fasilitas hidup lain sudah seharusnya menjadi keutamaan".

Maka menjadi orang tua modern, kisahnya tidak hanya bagaimana hanya memberi makan bagi anak-anaknya dapat terpenuhi. Lebih dari itu; artinya menjadi orang tua modern juga harus memberi kehidupan yang layak termasuk pendidikan tinggi dan kesehatan bagi anaknya. Juga fasilitas penunjang hidup lain seperti hunian yang aman untuk mereka.

Akan tetapi dengan pendidikan yang rendah itu. Bagi saya itu tidak masalah setidaknya di dalam kaca mata zaman saya. Karena memang mau apa lagi ketika orang tua tidak mampu membiayai pendidikan yang tinggi? Bertarung mengarungi hidup dengan apa yang ada sudah menjadi tanggung jawab pribadi saja, itu yang saya lakukan.

Namun dengan kompetitfnya jaman kedepan, aspek pendidikan yang relative harus tinggi, skil dan juga pengalaman dari pergaulan mereka untuk bertahan hidup di generasi mendatang setelah saya.

"Setidaknya kedepan seorang anak layaknya harus berpendidikan sampai kuliah, sedangkan biaya kuliah semakin naik setiap tahun. Itu menjadi alasan jadi orang tua masa depan tidak boleh miskin jika ingin membesarkan anak dengan kualitas yang baik".

Dengan masa lalu cermin dari kehidupan saya serba apa adanya, mengeluh atau menyalahkan orang tua pun sudah tidak ada gunanya. Terpenting adalah ada upaya mengasah berbagai keterampilan hidup yang tidak disekat oleh pendidikan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun