Menyinggung masalah rokok dan kemiskinan itu dua hal yang sama, saling terkait sama sama lain; artinya dalam ekonomi itu berpengaruh.
Selam ini, entah mengapa saya tidak setuju ungkapan orang-orang bahwa merokok atau tidak itu tidak akan mempengaruhi kekayaan.
Ya memang yang dapat memperngaruhi kekayaan itu kerja keras, kerja efektif, dan rajin menabung, serta kuat-kuat menahan untuk membeli apa yang di butuhkan saja tidak di inginkan.
Tetapi dengan pengeluaran uang yang terus menerus untuk rokok. Saya percaya bahwa merokok akan menambah kemiskinan itu pasti dan saya iya kan. Sebab rokok sendiri masuk dalam konsumsi sehari-hari yang merogoh kocek uang. Â
Soal 'kaya' memang itu masalah kesempatan dari bagaimana kita mencari uang, sedangkan tidak merokok itu upaya kita mengontrol uang, akan tetapi yang merokok itu sama membuang uang.
Harga rokok yang terus melonjak tinggi. Pendapatan yang cenderung stagnan. Jika memang kita orang yang rasional merasa bahwa kita sebenarnya miskin dengan pendapatan kita sehari-hari.
Maka bagaimanakah memaknai rokok supaya tidak terlalu besar dalam menyumbang kontribusi pada kemiskinan kita?
Rokok dan Kemiskinan
Pembahasannya tentang rokok dan kemiskinan ini. Tentu bukan saya tidak merokok. Sesekali saya merokok tetapi kadang kala, tak selalu dan melihat kondisi.
Bagi saya rokok itu kebutuhan yang tak prioritas dan kebutuhan hiburan semata. Sebab saya  bukan perokok aktif yang setiap hari harus merokok. Tidak seperti itu menimbang bagaimana saya juga harus terus berhemat tanpa beli rokok.