Apakah jika Citayam Fashion Week tetap begini-begitu saja akan langgeng sebagi sebuah trend yang dapat mengekspressikan anak muda dan bisa dapat bertahan selamnya di imagekan pada kaum-kaum bawah?
Berbicara tentang itu sudah pasti sangat berat dengan asumsi banyak dari pelaku Citayam Fashion Week hanya ikut-ikutan tren, buat konten dapat cuan dan lain sebagainya sebagai gaya hidup. Ditambah mereka begitu juga ada motif ekonomi bikin konten dan cuan artinya Citayam Fashion Week dapat dikatakan bisnis.
Maka sudah seharusnya public itu terimaksih pada Baim Wong dengan intuisi bisnisnya itu menjadikan Citayam Fashion Week sebagai bahan dasar dari hak intelektual bisnisnya, yang kemungkinan dengan itu dapat kembangan dan Citayam Fashion Week tidak berakhir menjadi sampah tetapi diperebutkan bak emas berkandungan berlian permata.
Tetapi dengan klaim-kalim itu Citayam Fashion Week itu milik public. Ya silahkan digugat dan siapa yang akan menang jika Citayam Fashion Week masih berpotensi jadi sampah jika tidak ada kekuatan modal untuk terus melanggengkan tren itu dengan tetap cuan yang harus dibangun dengan cuan juga?
Berpikirlah positif, menjaga akan lebih sulit dari pada memulai jika masih populer. Sesuatu itu yang seharusnya menjadi renungan bersama bahwa sudut pandang kita dengan fenomena Citayam Fashion Week yang viral itu dan diperdebatkan sana-sini baik sebagai fasilitator politik maupun ajang bisnis yang pasti akan mendapatkan cuan.
Tidak perlulah diperdebatkan, kita sama-sama tau tujuan ssemua itu yaitu Cuan, Cuan, Cuan termasuk orang-orang yang ada di Citayam Fashion Week macam Bonge, Roy, Jeje dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H