Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Manusia dan Obyek Keuntungan

15 Juli 2022   19:58 Diperbarui: 20 Juli 2022   18:52 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin hidup tetap diantara dunia yang ada, dalam ide ataupun dalam realita yang mengundang kegelapan. Iya, memang tawaran hidup itu teka-teki itu. Semua serba terkesan tanpa tau-tanpa mengerti.

Efektifitas hidup itu memang nyaring, tidak senyaring siang-malam yang banyak orang mencari uang untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Gaya hidup seperti telah menjadi ideology, frugal living, minimalism dan hedonis sekalipun itu hanya bunyi. Akan tetapi orang-orang menjalani hidup itu "menjalani apa" yang mungkin, apa yang cocok dan apa yang dipikir itulah yang terbaik.

Sepertinya memang benar. Kebenaran sebagai manusia adalah obsesi yang manusia akan kejar sendiri. Maka hiduplah dimasa kini, dimana akan terjadi lamunan rayuan kehidupan, yang tiada sempat akan terlalui oleh diri kita sendiri.

Terbagi untuk membagi di dalam kegelapan yang terekam. Tidaklah ini untuk sesuatu yang menggalaukan? Inilah yang tidak akan pernah terekam. Hidup manusia, adakalanya memang ia harus diam dalam kesendirian, tanpa obsesi dan tanpa tangisan dalam memandang harapan akan keuntungan hidupnya sendiri.

Benar ada kalanya hidup ketiban sengsara, akan ada masa dimana ada balita pasti akan ada manula. Tua, sakit, dan mati adalah realita hidup yang membuat terang, membuat bahwa hidup memang masa, demi masa, dan demikian seharusnya kita dapat begelut dengan masa-masa kita.

Apa yang terminta seperti apa yang akan terkorbankan. Lagi-lagi disini dalam memandang suatu kediaman. Inilah kerapuhan dalam memandang rasa itu sendiri?

Seperti tergulung dalam obyek nyata dari kehidupan, ia tidak hanya akan merekam tetapi direkam oleh pikiran yang akan membuatnya jalang dalam penderitaan. Dan dirinya adalah obyektivikasi derita-derita, yang harus dirasakan sebagai manusia.

Manusia dan obyek penderitaan. Mungkin disini merupakan sebuah kaitan dimana obsesi merupakan gambaran bagaimana menjadi manusia yang manusia. Merapuh, seperti ungkapan tadi dalam wajahnya, aku ingat betul, betapa salah tingakhnya diriku karena obyek kekagumanku padanya.

Namun tidak pernah terbayang, senyum itu. Apakah kekaguman akan menjadi indah dalam cinta? Kegelapan yang meradang, coba tanyakanlah pada dirinya saja apakah ide-idenya itu dapat selaras dengan apa yang mungkin menjadi kegelisahan-kegelisahanku?

Bagimana menjadi manusia paling menarik dari seluruh manusia? Untuk supaya aku dijadikan gantungan hidupnya, yang kita akan menciptakan para manusia unggul yang masih tertahan disana seperti apa yang diucapkan oleh Friedrich Nietzche filsuf sekaligus penyair besar "ikutilah bintangmu sendiri".

Wajahmu yang syahdu. Jadikalah kau ini milikku, bagian dari setiap obyek-obyek hidupku. Rasanya tanpa menderita, manusia-manusia itu belum tentu akan merasakan hidupnya, yang jelas, tergambar, dan selalu menuntut kesadaran dalam perbaikan-perbaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun