Entah mengapa akhir-akhir ini, Saya melihat berbagai fenomena dunia membuat rasa kwatir yang mendalam. Perang Ukranina-Rusia yang belum berkesudahan membuat ancaman resesi ekonomi di belahan dunia pasti akan terjadi.
Bila mana pihak yang berperang tidak mau mengalah satu sama lain. Potensi perang yang lebih besar, bahkan dengan senjata nuklir itu sangat terbuka terjadi dilakukan disana yang akan lebih keras mengancam kesetabilan dunia.
Saya kira saat ini pun. Dunia memang sedang tidak baik-baik saja termasuk di Indonesia. Harga-harga kebutuhan pokok mulai naik mulai dari telur yang saat ini harganya mencapai tiga puluh ribu. Daging ayam yang empat puluh ribu, serta cabe rawit yang sedang mengalami kenaikan drastic, membuat masyarakat Indonesia pun terasa dampak ekonominya belum rencana kenaikan harga BBM.
Kedepan nilai uang tidak akan ada "aji" lagi atau kekuatan, yang mana inflasi sudah mulai fan terus akan mengrogoti nilai uang itu sendiri sebagai sebuah konsekwensi ekonomi di tengah masyarakat.
Inflasi secara praktis membuat harga tinggi. Semakin harga tinggi, semakin uang yang banyak itu tidak akan ada lagi nilainya membeli kebuthan. Kedepan uang satu juta mungkin nilinya akan sama dengan lima ratus ribu tiga tahun belakangan ini bukan sesuatu yang tidak mungkin.
Beralih ke mancanegara. Kita tahu bahwa Negara Srilangka sana di Asia Selatan kini sedang mengalami krisis ekonomi yang dibarengi dengan krisis politik. Alasan itu terjadi kerana pemerintahan disana salah urus Negara, utang terlalu tinggi sehingga Srilangka mengalami krisis yang hebat dan situasi chaos.
Rumah bahkan istana presiden, di obrak-abrik masa yang tidak puas dengan pemerintahan disana oleh masyarakatnya sendiri sebagai bentuk protes, yang menginginkan presiden Srilangka saat ini untuk mundur dari jabatannya.
Dengan berbagi banyak fenomena dunia. Pikiran kita dibalik, saya dan anda juga harus berpikir bagaimana survive menyelamatakan hidup masing-masing ditengah ancaman krisis ekonomi dunia.
Merangkak sedikit-sedikit, menghitung-hitung pendapatan dan pengeluaran supaya bisa selamat sampai nanti tidak kekurangan suatu ekonomi apapun untuk diri merupakan hal yang harus disiasati dilakukan praktiknya.
Akan tetapi yang ada. Pikiran kita yang kini juga terbelah dengan berbagai isu yang terjadi di belahan dunia, membuat detak kekhawatiran tetap akan dirasakan dalam hidup kita seperti bayang-bayang sebuah fakta yang pasti.