Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bonge, Kongkow ABG, dan Refleksi Zaman

10 Juli 2022   10:59 Diperbarui: 13 Juli 2022   19:48 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:pikiran rakyat.com

Ekspresi Bonge dan rakannya ABG dari Bojonggede, terkenal dan viral dengan istilah Citayam fashion week dan kongkow-kongkow akhir-akhir ini di Kawasan SCBD Jakarta, menjadi ekspresi jaman yang tidak bisa dilawan bahkan di ingkari keberadaanya.

Tetapi dengan viralnya ABG Bojonggede, yang kongkow lengkap dengan atribut fashion yang dikenakannya, apakah hal itu wajar? Ataukah itu fenomena yang tidak lazim terjadi saat ini?

Jarak antara Bojonggede, Kabupaten Bogor dan Jakarta sendiri yang relative jauh. Mengapa Bonge dan rekanya dari daerah Bojonggede, melakukan aktivitas kongkownya di SCBD di kawasan Jakarta yang terkenal kawasan elite perkantoran dan bisnis dipenuhi dengan gedung-gedung tingggi?

Memandang fenomena kongkow ABG seperti Bonge tersebut di SCBD Jakarta, bukanlah sesuatu yang hina apalagi dipandang geli melihatnya bagi saya itu tidak.

Mungkin awal-awal mereka kongkong dan belum dapat perhatian khusus. banyak orang-orang yang bertanya itu suatu yang lumrah dan wajar, "lagi apa-apaan sih mereka ABG nongkrong-nngkrong gak jelas"? Berbaju unik dan nyentrik bahkan dandannya norak"?

Kembali, mereka "ABG" seperti Bonge dan rekannya mengekspresikan jaman itu pasti, yang mana janam saat ini membuka ruang untuk itu. Berekspresi secara sempit di dunia nyata tetapi di dunia virtual sangatlah lebar, jangkauan dunia digital membuat semua menjadi masyarakat global.

Saya melihat masyarakat global memungkinkan ruang-ruang hidup kini terkikis pada ruang digital yang semakin sempit tetapi secara virtual itu sangat luas bahkan tidak terbatas menjadi sebuah paradox hidup.

Selain itu bagaimama ruang digital, dibalik majunya media dan teknologi sebagai trend hidup. Telah mengubah gaya hidup setiap orang, setidaknya untuk satu generasi berikutnya itulah akar fenomena ABG seperti Bongedan rekannya yang viral itu di Kawasan SCBD.

Oleh karenanya, mungkinkah generasi saat ini telah bertrasformasi dengan gaya dan sesuatu yang baru berbeda dengan generasi sebelumnya? Jika melihat realitas itu sangat benar dan secara alamiah harus terjadi bagi setiap gemerasi apa yang dinamakan transformasi itu.

Di kampung saya di Desa Karangrena, kecamatan Maos, Kabupaten cilacap anak-anak sudah tidak mengenal apa itu permaianan kelereng, gambar-gambar "umbul' dan permainan-permainan tradisonal lain, setidaknya itu pengamatan saya, yang sudah jarang menjumpai anak kecil bermain itu.

Alasannya; "kemajuan jaman yang mana kehidupan telah dipenuhi dengan lantai-mantai digital dan teknologi untuk menunjang kehidupan sampai dengan bentuk permainan membuat permainan tradisonal berubah wajah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun