"Pasangan hidup yang nalarnya bagus setidaknya memiliki kesadaran yang bagus, artinya kerjasama yang baik dalam mencapai visi-misi berumah tangga paling mungkin dapat diwujudkan".
Maka melihat tantangan berumah tangga di abad ke-21 ini, dirasa secara ekonomi daya beli semakin berat. Mengapa dikatakan demikian berat?
Tentu bukan karena menikahnya tetapi akomodasi dalam membangun rumah tangga itu sendiri yang dibutuhkan menjadi catatan tersendiri bawasannya tantangan itu hidup itu semakin naik bukan turun.
Seperti kkan banyak biaya mengakomodasi rumah tangga itu suatu yang pasti. Kebutuhan akan hunian. Kualitas rumah tangga yang baik mengakes kebutuhan sehari-hari seperti kesehatan dan sebagaiya.
Serta nantinya biaya anak menjadi biaya yang tidak akan bisa di tunda lagi, jika punya anak seperti kebutuhan akan pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lain seperti gaya hidup anak. Â
Oleh sebab itu kesadaran, penerimaan, dan bekerja sama dalam membangun rumah tangga sangat dibutuhkan oleh genarasi saat ini. Ketika siap berumah tangga, itu berarti harus siap segala konsekwensinya baik yang pahit maupun getir.
Dengan berbagai tantangan rumah tangga yang begitu pelik dan banyak tantangan kedepan. Mungkinkah "sembarangan" yang artinya tanpa kritetia mencari pasangan hidup berumah tangga masih bisa dilakukan?
Adakah krititeria khusus mencari pasangan hidup yang ikut menjamin suksesnya bangunan rumah tangga generasi abad ke- 21 dalam menjalaninya?
Apakah bibit, bebet, bobot masih bisa menjadi pedoman dalam mencari pasangan hidup untuk sukses dalam membangun bahtera rumah tangga saat ini tanpa perceriaan yang sudah dianggap hal biasa?
Yang pasti. Disamping bibit, bebet, bobot atau agama sekalipun dalam mencari pasangan. Ada hal yang lebih penting di dahulukan dan masuk dalam kategori priority di abad ke 21 ini.