Ketiga peran tersebut, yang tengah menjadi dasar atau pondasi kehidupan manusia hidup bermasyarkat; semua harus mampu setidaknya mengurangi atau menghilangkan konflik yang diakibatkan oleh hal itu antara agama, social-budaya dan politik yang mungkin dapat terjadi.
Maka menilik bagaimana peran-peran agama dan agamawan yang akan dipertemukan di Indonesia membahas isu agama dan perdamaian dunia yang di inisiasi oleh ormas islam terbesar di Indonesia yakni Nahdatul Ulama pada peringatan satu abad berdirinya organisasi itu.
Dengan mengusung tema besar merawat peradaban dunia melalui "R20" atau Religion 20 yang akan dilaksanakan bulan November 2022 nanti menambah rangkaian G20 yang akan dilaksanakan juga di Indonesia sebagai tambahan rentetan acara G20.
Tentu ini akan menjadi lompatan besar eksistensi agama di Indonesia bahwa "agama" yang juga isunya terkadang turut berkontribusi pada konflik-konflik di dunia.
Dengan duduk bersama lintas agama seluruh dunia, diharapkan berdiskusi serta membahas isu tentang agama, mampu mencairkan dan mempererat persaudaraan atas nama kemanusiaan melalui peran-peran agama di dunia menuju sebuah kedamaian umat manusia.
"Bahwa untuk berdamai dengan konflik dibutuhan melampaui kepentingan-kepentingan atas nama pribadi maupun kelompok termasuk dari kelompok beragama atau orang-orang yang terlibat dalam kepentingan beragama".
R20 atau Religion 20 yang akan mempertemukan pemimpin agama besar di dunia seperti paus Framsikus pemimpin Gereja katolik Roma dan Raja Nordom Sidamoni sendiri merupakan upaya Nahdatul Ulama (NU) dan umat islam di Indonesai turut serta dan menjadi fasilitator, yang akan terus berkomitmen pada perdamaian dunia, yang secara tidak langsung agama-agama yang ada di dunia juga rawan akan konflik yang terjadi.
Seperti apa yang diungkapkan oleh Ketua Umum PBNU, K.H. Yahya Cholil Staquf dikenal juga dengan sapaan Gus Yahya dalam Rapat Pleno dan Kick Off Harlah NU satu abad Senin (20/06); tujuan dari adanya R20 supaya agama berhenti menjadi bagian dari masalah tetapi harus mampu bergerak menjadi solusi bagi permasalahan tersebut yang ada di dunia.
Gus Yahya juga menyampaikan agama kerap menjadi masalah karena terkadang ada pihak-pihak yang memperalat agama untuk sejumlah kepentingan-kepentingan lain diluar dalam konteks beragama.
Apresiasi Terhadap R20Â Â