Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Uang dan Kebutuhan, "Mustahil" Kita Bisa Hidup Tenang di Masa Depan

17 Juni 2022   17:39 Diperbarui: 21 Juni 2022   10:29 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menabung (SHUTTERSTOCK/LOVEYDAY12)

Sejauh ini, saya tidak dapat menjabarkan bagaimana situasi di kota besar di Jakarta atau Karawang misalnya, karena saya tidak berdomisili di sana. 

Namun dengan banyaknya permintaan akan persewaan hunian bagi pekerja migran atau naiknya permintaan perumahan bersubsidi di sana. Ada indikasi bahwa mungkin secara garis besar masalah utamanya sama di setiap wilayah, yang mana indikasi upah yang tak mencukupi bisa menjadi sebuah dalih.

ilustrasi: Pixabay.com
ilustrasi: Pixabay.com

Di Cilacap sendiri, yang mana saya tinggal di desa, akses kebutuhan sehari-hari memang relatif masih terjangkau dengan standar hidup orang-orang desa yang mungkin jika mau dijalani bisa dengan gaya hidup sederhana yang penting cukup.

Tetapi dengan barang-barang kebutuhan pokok yang sudah mahal, apakah kesederhanaan hidup dapat diatur sebagaimana di desa, yang mungkin dapat dibayangkan masih banyaknya sumber daya termasuk lahan pertanian yang tersedia?

Saya kira tidak sesederhana itu, kebutuhan pokok secara nasional rata-rata dapat dibayangkan jika itu memiliki selisih rata-rata sangatlah tipis. 

Harga telur 1 kg di Jakarta dan Cilacap per tanggal 16 Juni 2022 harganya selisih antara tujuh ratus hingga seribu rupiah, padahal upah minium perbedaannya antara Cilacap dan Jakarta bisa terpaut lima puluh persen.

Artinya jika hanya terpaut tipis, bisa dikatakan bahwa tidak ada yang namanya kebutuhan per daerah, tetapi dapat dikatakan semua kebutuhan berskala nasional antara desa dan kota dihadapkan kebutuhan sehari-hari nilainya sama, namun di dalam pengupahan sendiri ini sangat timpang.

Oleh sebab itu di desa, sesederhana apapun hidup jika memang tidak memiliki sumber daya, baik lahan pangannya sendiri maupun kebutuhan hunian sendiri, jelas situasinya akan lebih buruk kemiskinannya di banding warga kota.

Mungkin di kota seperti Jakarta dengan upah minimum yang tinggi, jika mereka sudah mempunyai hunian secara mandiri akan lebih baik daya beli ekonominya.

Tetapi jika belum dan masih sewa hunian, tetap saja kemiskinannya akan lebih baik dari orang desa seperti kabupaten Cilacap yang tidak punya hunian dan lahan pertanian tersendiri, yang mana upah di desa sangatlah minim beda dengan di kota Jakarta misalnya dalam mengakses kebutuhan sehari-hari, di mana secara kebutuhan pokok harga sudah standar nasional yang mana setiap darerah perbedaan harganya sangat tipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun