"Mungkin sama halnya kita ber-KTP, harus usia 17 tahun. Disitulah contoh yang paling rasional dimana semua ada waktunya, kapan manusia menjemput masing-masing nasib, yang pasti berbeda-beda termasuk dalam hal berjodoh maupuan ukuran dari rezeki yang dimiliki. Perkara mati, semua yang hidup pasti akan mati".
Sebab disamping mati dan rezeki yang juga membuat manusia cemas memikirkannya, misteri akan jodoh merupakan suatu komponen dari garis hidup yang maha kuasa, yang keberadaanya sangat ditunggu-tunggu oleh manusia juga pada akhirnya.
Dimana jodoh itu bagi penafsiran saya adalah teman hidup, sarana reproduksi, dan rekan untuk saling mengasihi, mengasuh, dan membagi keluh kesahnya dalam menjalani kehidupan.
Untuk itu dapat dikatakan bahwa jodoh merupakan misteri yang ditunggu-tunggu oleh setiap manusia. Sebab "jodoh" semakin dikejar semakain menjauh, dibiarkan saja ada ketakutan untuk tidak bertemu jodoh, dan dirayu-rayu, jodoh itu terkadang justru semakin sulit untuk didapatkan.
Jadi formula apakah yang seharusnya manusia pakai untuk mencari jodoh? Mungkinkah jodoh hanya menunggu waktu? Ataukah jodoh juga harus dikejar, dimana yang dikejar juga harus menyambut jodoh itu?
Rasanya "jodoh" menjadi hal yang sangat sulit untuk dinalar meski nalar saya sendiri termasuk dalam kategori manusia yang mau berpikir. Namun berpikir hal yang misteri, yang ada justru membuat semakin terus berpikir. Mungkinkah "manusia" harus berjodoh dan menemukan jodoh?
Memang tidak sesederhana itu. Banyak orang memilih jalan hidup tidak menikah. Bahkan para spiritualis sendiri banyak yang mengambil keputusan tidak menikah dan hidup hanya dengan dirinya sendiri tanpa pernikahan berfokus sebagai guru yang mengajarkan moralitas serta norma-norma keyakinan dalam kaitan spiritualitas.
Bagi kita yang saat ini menunggu jodoh dan sulit mendaptkan jodoh, apakah jalan tidak menikah adalah jalan yang realistis untuk dipilih? Dan pertanyaan itu, mungkinkah kita akan benar-benar siap hidup tanpa pendamping hidup?
Hasrat alamiah kita "manusia" salah satunya adalah reproduksi. Sex sendiri menjadi kebutuhan dasar manusia untuk melajutkan spesiesnya. Saya kira setiap manusia menginginkan sex, tetapi kembali tentang orentasi ataupun yang mengkebiri dirinya tanpa berhubungan sex merupakan hak pribadi manusia tergantung apa tujuan hidupnya didunia ini.
Tetapi sebagai orang yang normal dan menginginkan berkembang biak. Saya tentu dan jelas menginginkan itu. Namun norma manusia sendiri yang menjunjung tinggi moralitas, ditambah Indonesia adalah belahan bumi timur yang masih memegang tradisi, dimana legalitas dari berkembang biak adalah melalui jalan pernikahan, sedangkan pernikahan sendiri menurut kepercayaan banyak orang timur dikenal sebagai sarana untuk berjodoh.
Itulah mengapa menemukan seseorang "lawan jenis" yang mau menjadi jodoh kita terkadang banyak menemui kendala. Apa lagi dijaman yang serba digital ini, jaman yang serba mudah, dan jaman yang saling pengaruh-mempengaruhi lewat media social.