Saya hanya ingin bergeming hari ini, andai waktu dapat diputar kembali, apakah hidup saya akan terus positif-positif saja untuk dijalani?
Pertanyaan memang hanya tinggal pertanyaan, dikala semua itu sudah terjadi, nyatanya waktu tidak akan dapat diputar kembali, dan menyesali semua itu pun tidak akan ada gunannya lagi.
Maka dari itu dengan waktu yang sedang di masa krisis dalam hidup, yang membuat perasaan manusia terpukul, apakah suatu saat pasti akan dihadapi manusia?
Keinginan yang mungkin tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mimpi-mimpi yang telah memudar untuk dirajut lagi. Dan kebuntuan hidup yang terus menghantui sebagai daya upaya perjuangan manusia itu sendiri.
Untuk itu, mungkinkah saat ini menjadi waktu yang pasti, dimana saya hidup telah ada dimasa krisis itu? Dimana mimpi saya memudar, keinginan jauh sekali dari yang diharapankan, dan kebuntuan daya hidup menghantui?
Sebagai laki-laki yang tidak sampai satu bulan lagi menginjak umur 28 tahun, mungkinkah ini adalah masa, dimana "masa" keemasan memandang kemapanan hidup seharusnya dapat dipandang oleh diri saya?
Tetapi lagi-lagi, saya sendiri sudah tidak bisa mengubah matahari menjadi bulan diwaktu yang sama, dan saat ini diri saya hanya bisa menunggu cahaya yang datang dalam gelapnya hidup saya sendiri.
Tidak dipungkiri PHK dan pandemi covid-19 mengubah arah itu, mengubah hidup yang sebelumnya sudah saya pandang akan menjadi lompatan kebaikkan mengubah nasib.
Namun sepertinya yang maha kuasa berkata lain dengan yang saat ini saya rasakan. Pernikahan yang saya impikan sepertinya masih jauh saja untuk dipandang.
Gebetan yang pada awal pendekatan sendiri merespon saya, juga lama-lama menjauh dengan sikap kurang percaya diri yang saya tampilkan.
Karena saya menganggap pengangguran apa yang diharapkan. Dengan kata lain, gebetan saya sendiri adalah wanita yang cantik, mantan pacarnya yang lebih tajir "sukses" dari saya, juga meminta balikan dengan dirinya.