Ada di Indonesia, Souvenir Penis yang Penuh Filosofis!

Sebagai destinasi wisata yang sudah berkelas dunia, Bali memang menjadi salah satu tempat wisata andalan di indonesia.

Tidak dipungkiri, keberadaan Bali dimata dunia, justru lebih dikenal dari pada indonesia itu sendiri.

Adat dan budaya yang masih kental di Bali, serta sisi keeksotikan alamnya yang benar-benar menakjubkan keindahannya dengan pasir putihnya.

Belum dengan tradisi spiritualitasnya yang kuat, Bali sendiri adalah magnet wisata yang memang layak dijadikan destinasi utama kelas dunia. Tidak heran kemasyuran pariwisata di Bali terkenal di dunia.

ilustrasi: iStockphoto/intek1

Maka dari itu seni dan berbagai macam kreatifitas berkembang di Bali, sebab wisatawan yang hadir dari mencanegara sendiri, membuat jikalau Bali tidak berinovasi mempercantik dirinya sendiri, tentu nantinya pariwisata Bali akan mandeg dan tidak menarik lagi.

Untuk itu di butuhkan inovasi baik dari kreatifitas, seni dan budaya di Bali, dikombinasikan dengan alam dan spiritual yang menjadi daya tarik Bali.

Selain itu kreatifitas dari seni warga masyarakat Bali sendiri dalam mendukung pariwisata Bali, juga harus terus berinovasi.

Lolok Sovenir Penis yang unik di Bali

ilustrasi: iStockphoto/intek1

Selain GWK atau Garuda Wisnu Kencana yang menjadi icon baru Pulau Bali dan menjadi karya monumental yang dibuat oleh seniman dari Bali itu sendiri yakni Nyoman Nuarta.

Karya-karya lain yang juga terus dibuat seniman-seniman dari kerajinan tangan warga Bali yakni berbentuk souvenir untuk dijajakan para wisatawan yang datang ke bali sebagai buah tangan atau oleh-oleh.

Salah satu souvenir yang unik dan bikin meringis dalam melihatnya yakni suvenir berbentuk penis yang terbuat dari kayu. Sebagaimana dilansir Detik.com, kerajinan penis kayu sendiri disebut "lolok" yang berasal dari benda bersejarah biasa disebut lingga.

Dalam ajaran agama Hindu, lingga merupakan atribut terkuat dari dewa tertinggi atau kerap dikaitkan dengan Dewa Siwa.

Maka dari itu, apapun di balik karya seni erotic yang mungkin menggelitik berbentuk seperti souvenir penis sekalipun di Bali, karya-karya seni di Bali selalu mengandung makna spiritualitas yang tinggi.

Berdasarkan situs Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lingga adalah pilar cahaya, simbol benih dari segala sesuatu yang ada di alam semesta. Lingga juga merupakan simbol organ maskulin.

Sebagai souvenir yang mencirikan linggi sendiri, Lolok tersedia di toko souvenir Denpasar, Bali. Tidak dipungkiri dengan keunikan lolok, mayoritas wisatawan yang datang ke toko-toko yang menjajakan lolok kerap tertawa atau bingung saat melihat suvenir tersebut.

Dosen Antropologi Universitas Gadjah Mada, Pande Made Kutanegara, menilai kemunculan suvenir "lolok" itu bukan hanya karena Bali kental dengan Hindu, tapi juga lolok bisa diterima masyarakat secara umum.

Dengan vulgarnya karya seni lolok sendiri, apakah karya seni souvenir tersebut dapat dikatakan sebuah porno, dimana ada aspek yang terbuka dari karya seni tersebut?

Pande Made Kuta Negara yang lahir di Bali sendiri mengalami kultur masyarakat Bali yang terbuka dengan konsep lingga dalam berbagai bentuk.

Sekalipun pada konsep yang paling dasar, yaitu seks, masyarakat Bali tidak menganggapnya sebagai hal porno untuk kepuasan semata, melainkan reproduksi yang tidak dapat dilepaskan dari makluk hidup itu sendiri termasuk manusia.

Uniknya souvenir lolok sendiri, yang seperti tiada batas dalam berkarya juga makna filosofi yang menggambarkan lolok itu sendiri sebagai karya seni, tertarik untuk mengoleksinya?

Yang jelas keragaman budaya yang tersaji setiap daerah berbeda-beda, mungkin budaya A tidak dicocok untuk wilayah B dan seterusnya.

Tetapi sebagai manusia, kita juga harus menerima sisi budaya lain seperti karya seni lolok yang agak sedikit terbuka tetapi mempunyai filosofis yang dalam untuk masyarakat bali.