Tentu sebagai masyarakat saya mengapresiasi betul apa yang dilakukan oleh mensos baru Tri Rismaharini yang bersedia blusukan dan mendengar keluh kesah tunawisma di kolong jembatan Jakarta.
Mungkin untuk sekelas pejabat sendiri, saya kira jarang-jarang ada yang mau berinteraksi dengan glandangan, tetapi langkah Tri Rismaharini membuat saya sedikit agak lega, negara hadir untuk orang-orang terlantar.
Seperti diketahui, nasib orang-orang terlantar sendiri harus dipelihara oleh negara menurut amanat undang-undang, tetapi seringakali dan tidak dipungkiri negara belum sepenuhnya mengakomodir nasib-nasib mereka.
Maka dari itu dengan gebrakan mensos Tri Rismaharini sendiri, ada angin segar bagi tunawisma, setidaknya dengan apa yang menjadi wacana Tri Rismaharini bila terealisasi.
Seperti diketahui akan menjadi kebijakan kementrian sosial baru bersama kementrian PUPR yang akan membuatkan rusun untuk para tunawisama.
Sebagai awalan sendiri Tri Rismahaini dan kementrian PUPR akan membangun di daerah Bekasi, Jawa Barat. Tetapi nantinya menyusul di kota-kota besar lainnya seperti Medan, Surakarta, Bandung dan kota besar lainya.
Cita-cita membuatkan rusun sendiri bermula dari percakapannya Tri Rimsaharini dengan salah satu tunawisma dimana mereka tidak punya rumah.
Risma juga punya keinginan mereka para tuna wisma untuk dapat hidup lebih layak dan bisa memeperbaiki nasib hidup mereka saat blusukan di jakarta.
Meski dengan blusukan itu Tri Rismaharini sendiri mengklaim bawasannya dirinya ingin bekerja bersungguh-sungguh sebagai mensos, blusukan Risma sendiri juga dituding ada muatan politis di dalamnya oleh beberapa kalangan baik politikus maupun pengamat politik.
Memang secara orang awam melihat, mentri sosial sendiri terjun blusukan terjun ke tunawisma Jakarta memang adalah hal baru baru. Saya kira era-era sebelumnya belum pernah ada seingat saya.
Namun lagi-lagi sesuatu bentuk kerja melibatkan politikus tetap akan ada pertentangan dengan poltikus-politokus lainnya bahkan mengundang reaksi dari pengamat politik begitulah berpolitik.