Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Yaqut Akan Optimal Cegah Populisme Islam?

29 Desember 2020   07:11 Diperbarui: 29 Desember 2020   11:41 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Tribunnews.com

Dunia politik dalam setiap jamannya, sudah pasti karena memang politik adalah ideology, pada kenyataanya akan terus berkembang sesuai dengan konteks jaman.

"Sebab politik adalah kelompok, dan kelompok adalah pengakomodir dunia politik yang nyata bagi wacana berpolitik atas nama menjadi warga Negara".

Tidak dipungkiri dengan Indonesia yang semakin matang dalam berpolitik, tentu kelompok-kelompok dengan berbagai latar belakang ideology akan terus tumbuh di Negara ini.

Tetapi, apakah kelompok dapat dipisahkan secara nyata dari dunia politik itu sendiri, untuk bagaimana seharusnya jalannya sebuah wacana berpolitik itu?

Saya kira ada persenyawaan antara kelompok dan politik, sebab politik sendiri diciptakan dengan adanya kelompok-kelompok yang ada disebuah Negara.

"Tanpa adanya kelompok sudah pasti politik tidak akan ada sebagai sebuah seni mangatur warga Negara, yang terdiri dari banyak kelompok masyarakat".

Maka dari itu berkembangnya kelompok islam sendiri di Indonesia justru membuat prefersensi baru bagi semsesta wacana masyarakat Indonesia dalam berpolitik.

Namun pada kenyataannya, kadar politik ada suatu ukurannya sendiri. Apakah mereka secara radikal bergerak atau moderat dalam mengimplementasikan cara berpolitik?

"Untuk itu secara gamblang saya ingin menyampaikan pendapat. Agama dipisahkan dari politik adalah suatu yang tidak mungkin akan pernah terjadi. Agama adalah kelompok yang didalamnya berpotensi menjadi gerakan politik".

Tentu menanggapi mentri Agama baru pemerintahan Jokowi yang dilantik pada (23/12) lalu  Yaqut Cholil Qoumas dalam wacananya sendiri sebagai mentri agama. Dimana bercita-cita mengemban misi cegah populisme islam berkembang di Indonesia, saya kira itu memang hal tidak mudah.

Atas dasar dari cita-cita Yaqut Cholil Qoumas tersebut, mungkinkah benar-benar mudah dapat diimplemetasikan? Apakah mungkin tidak akan menemui sejumlah kendala mengingat politik indoneisa sendiri saat ini secara mudah dipahami hanya berkiblat pada nasionalis dan islam?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun