Untuk itu, mungkin diksi antara cebong dan kampret sebagai narasi dari sebutan untuk komunitas pendukung dua calon presiden pada pilpres 2019 di dunia maya tersebut.
Memang sudah harus hilang, sebab keduannya antara Prabowo dan Jokowi berserta Sandiaga Uno saat ini ada didalam gerbong pemerintahan dan saling bekerja sama.
Maka menanggapi masuknya Sandiaga Uno dan terdepaknya Wishnuhutama sebagai mentri pariwisata dan ekonomi kraeatif, tentu menurut saya, Wishnutama mentri kreatif yang layu sebelum berkembang.
Mengapa saya katakan layu sebelum berkembang? Bukan apa, pandemi covid-19 sendiri membuat sektor pariwisata mandeg dan ekonomi-ekonomi kreatif juga terdampak pandemi.
Banyak krumunan yang dihindari, oleh sebab itu ekonomi kreatif dan pariwisata seperti setengah mati dalam mempertahankan eksistensinya.
Karena  covid-19 sendiri sangat mengganggu akselerasi Wishnuhutama sebagai seorang mentri pariwisata dan ekonomi kreatif, dimana dirinya mungkin belum memaksimalkan apa-apa yang menjadi program dari kementriannya selama ini.
Seperti diketahui, latar belakang dari Wisnuhutama sebagai pelaku seni didunia pertelevisian dan hal-hal yang menyangkut kreativitas tidak diragukan lagi.
Oleh sebab itu perombakan kabinet mentri yang berdampak pada Wishnuhutama, saya sendiri sangat menyayangkan, dimana dirinya belum mencapai prestasi yang dapat dikenang publik.
Disamping itu masuknya Wisnuhutama dalam jajaran mentri sendiri sangat diharapkan publik akan semakin menambah daya gedor dari kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif.
Namun pemilihan mentri memang hak dari perogratif presiden yang suatu saat dapat dirombak sesuai kebutuhan presiden termasuk mengganti Wishnuhutama dengan Sandiaga Uno.
Mungkin perombakan yang berdampak pada wisnuhutama, tidak lain supaya dirinya dapat fokus mengembangan dunia pertelevisian, yang saat ini semakin kurang menarik ditonton oleh masyarakat karena kreativitas yang itu-itu saja.
