Mungkin siapa yang dapat menampik gerakan Rizieq Shihab bersama dengan FPI atau Front Pembela islam sebagai sebuah fenomena baru di indoneisa.
Saya kira semua masyarakat Indonesia menyetujui kontroversi-konteroversi yang dilakukan baik oleh Rizieq Shihab maupun FPI semenjak berdirinya.
Namun kontroversi lebih menguat lagi pada Rizieq Shihab dan FPI yakni pasca kepulanngan Rizieq Shihab dari Arab Saudi 10 november silam.
Berbagai narasi-narasi baru muncul baik sebagai fenomena social, maupun wacana politik yang menggema pasca kepulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi.
"Salah satu tujuan Rizieq Shihab pulang ke tanah air yakni melakukan revolusi akhlak bersama FPI setelah tiga tahun menepi di arab Saudi atas dugaan konten pornografi bersama Firza Husen".
Selain itu bagian dari revolusi akhlak sendiri, Rizieq Shihab pasca kepulangnnya juga mengajak Negara Indonesia menggunakan system tauhid menurut versi Rizieq Shihab yang akhirnya menjadi polemic public pada acara dialog nasional reuni 212.
Maka penangkapan Rizieq Shihab oleh kepolisian atas dugaan pelanggaran protocol kesehatan berkat acara-acara pasca kepulangan Rizieq Shihab, juga menjadi titik satu dari banyak kontroversi itu.
Dalam upaya menangkap Rizieq Shihab sendiri. Pada saat Rizieq Shihab tidak memenuhi dua panggilan polisi pada tanggal 01 dan 07 Desember lalu.
Pihak kepolisian cenderung dihalang-halangi dalam upaya memperoses hukum Rizieq Shihab oleh FPI, yang berujung bentrok dengan FPI di jalan Tol Cikampek menewaskan eman orang anggota FPI.
Tidak hanya itu, oleh FPI keberadaan Rizieq  Shihab juga cenderung ditutup-tutupi keberadaanya hingga pada akhirnya (12/12) lalu Rizieq Shihab menyerahkan dirinya pada kepolisian.
Menyerahnya Rizieq Shihab seperti diungkapkan polisi, Rizieq Shihab takut ditangkap secara paksa. Sebab polisi sendiri pasca Rizieq Shihab ditetapkan sebagai tersangka dirinya akan dijemput paksa oleh polisi.