Megawati dalam menyindir kaum milenial Indonesia tidak tanggung-tanggung bahakan meminta presiden Joko Widodo untuk tidak memanjakan milenial. Tentu  karena milenial minim kontribusi terhadap bangsa dan negara.
Memang dalam singgungan Megawati, tidak hanya mempertanyakan kontribusi milenial pada bangsa dan Negara selain hanya demonstrasi. Â
Tetapi dalam singgungan tersebut, Megawati juga mengajak milenial debat soal aturan berdemo diperbolehkan melakukan vandalisme.
"Demostrasi tidaklah boleh melakukan vandalisme. Namun fakta dilapangan masih ada saja yang melakukan vandalisme. Mungkin itu yang ingin diperdebatkan Megawati terhadap milenial yang demo tetapi melakukan kerusuhan karena melanggar hukum".
Tidak hanya itu, ungkapan sidiran kepada melenial juga disadari Megawati. Bahwa nanti dirinya dapat di-bully ini namun ia "Megawati" sendiri tidak peduli.
Megawati tetap kekeh dengan pendapatnya milenial hanya demo saja ngerusak, apakah ada dalam aturan berdemo melakukan pengrusakan "vandalimse"? Megawati pun mengajak debat kalau mau debat tentang perusakan dalam demonstrasi.
Selain itu Megawati juga berpendapat aspirasi milenial dapat didengar tidak hanya melaui demostrasi. Menurut Megawati, DPR memberi ruang pendapat untuk masyarakat.
Maka dari itu untuk menyampaikan aspirasi, haruskah Irma Suryani yang maju meruntuhkan suara DPR dalam mengesahkan Omnibus Law UU Cipta Kerja untuk dikembalikan lagi tidak jadi disahkan mengingat ia adalah bintang debat acara talk show politik ?
Milenial Butuh Ahli debat "Irma Suryani"
"Sampai saat ini Presiden Jokowi tidak mengeluarkan perpu untuk omnibus law UU Cipta Kerja, bahkan wapres Maruf'Amin membuka jalan dialog untuk milenial yang demostrasi".