Sebagai kader potensial yang dimiliki Gerindra, Fadli Zon dalam gerakan politiknya meski partainya sendiri masuk dalam koalisi pemerintah.
Fadli Zon sebagai kader Partai Gerindra juga memainkan dua kartu yakni sebagai pengktitik pemerintah Jokowi.
Tentu Fadli Zon sebagai tukang kritik pemerintah, meskipun dalam hal pengesahan undang-undang seperti omnibus law UU Cipta Kerja sendiri dan lain sebagainya.
Parti Gerindra tetap mengikuti apa yang sudah menjadi ketetapan sebagai partai yang mendukung pemerintah Jokowi.
Maka kritik apapun dari kader Partai Gerindra seperti Fadli Zon dan lain sebagainya, memang tidak ada ada relevansinya sebagai rujukan dari keputusan partai Gerindra.
Untuk itu seberapa pun kritik itu disematkan pada pemerintah Jokowi oleh Fadli Zon atau kader partai Gerindra lain.
Pada kenyataannya tidak serta merta mempengaruhi keputusan partai Gerindra memenuhi dukungannya terhadap pemerintah Jokowi, karena sepakat masuk dalam partai koalisi pemerintah Jokowi.
Namun sebagai narasi sendiri, bahwa tidak sepenuhnya meski Gerindra dalam keputusan partainya satu suara dengan pemerintah jokowi.
Tetapi di sisi lain kadernya seperti Fadli Zon juga aktif mengkrituk pemerintah mungki adalah sebuah strategi partai memainkan politik dua kaki.
Disebut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, menindak lanjuti Partai Gerindra sendiri yang saat ini naik drastic elektabilitasnya.
Poin penting naiknya elektabilitas partai Gerindra adalah permainan dua kartu yang diperagakan oleh kadernya yang paling berpengaruh yakni Fadli Zon dengan berbagai kritik yang dilontarkan pada pemerintah Jokowi meski Gerindra mendukung Pemerintah Jokowi.