Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Juche, Krisis Korut, dan Maaf Kim Jong Un

19 Oktober 2020   08:28 Diperbarui: 19 Oktober 2020   17:40 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:02varvara.files.wordpress.com

Seorang pemimpin Negara adakalanya memang tidak hanya mampu dipercaya oleh rakyat. Tetapi juga dapat bertanggung jawab sepenuhnya apa yang sedang di alami oleh rakyat.

Korea Utara sebagai negara yang masih mempertahankan tradisi negara komunis memang menjadi salah satu negara yang konsisten berhaluan ideologi komunis saat negara lain seperti Rusia dan China sudah melebur dengan sistem kapitalis.

Mengusung ideologi Juche sebagai semboyan ideologi negara selayaknya Pancasila di Indonesia. Korea Utara seperti semboyan "Juche" ingin berdikari dan menegakan sosialisme di negara tersebut.

Untuk itu Juche berdalil bawasannya: "manusia menguasai takdirnya dan rakyat Korea Utara adalah "penguasa revolusi dan pembangunan" dan bila rakyat menjadi kuat dan mandiri, bangsa akan memperoleh sosialisme yang lebih nyata.

Maka konflik pelik dengan Korea Selatan dan program nuklir negara Korea Utara tersebut membuat dunia cenderung memusuhi sampai berujung embargo oleh negara barat, dimana Korea Utara di isolasi dari aktivitas ekonomi dunia.

Dengan pemerintahan yang kuat serta rakyat yang setia mengabdi pada dinasti kim, pencetus revolusi Korea Utara dan percaya ideologi sosialisme, membuat negara tersebut tidaklah goyah meski dunia cenderung memusuhi dan mengisolasi Korea Utara.

Kim Jong Un sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara yang saat ini, dimana negara tersebut sedang mengalami tiga krisis yang sangat berat: sangsi internasional, pandemic covid-19, dan bencana alam.

Pada Sabtu 10/10 pada acara peringatan Partai Buruh Korea Utara, Kim Jong Un meminta maaf bahwa dia tidak bisa memperbaiki kehidupan rakyat secara signifikan, meskipun ia di dukung penuh oleh rakyat. Dalam pidato tersebut Kim Jong Un menangis mengakui kepada rakyatnya karena gagal.

" Rakyat kita memberi kepercayaan yang setinggi langit dan sedalam samudra kepada saya, tetapi saya gagal menjalankanya dengan memuaskan. Saya sungguh meminta maaf"

"Meskipun saya dipercaya dengan tanggung jawab penting untuk memimpin Negara ini, menjunjung tinggi perjuangan sang kamerad agung Kim Il Sung dan Kim Jong Il berkat kepercayaan dari semua orang, usaha dan ketulusan saya belum cukup untuk menghapuskan kesulitan hidup rakyat kita"

-Pemimpin Korea Utara-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun