Buntut dari besarnya demonstrasi menolak omnibus law atau UU Cipta Kerja yang disahkan DPR (05/10) lalu memang menyisahkan sebuah narasi dari berbagai argumen bahwa demonstrasi tolak UU Ciptaker tersebut ditukangi kepentingan politik.
Memang sebagai dalih sendiri pemerintah mengklaim demo itu ditukangi. Tetapi bukankah sudah biasa ketika ada demonstrasi besar ditukangi juga kepentingan politik dalam narasi pembelaan pemerintah?
Tetapi entah benar atau tidak, pemerintah atau pihak-pihak yang mengatakan bahwa demo ditukangi tersebut seperti tidak pernah membuktikan pihak mana-mana yang menukangi demo omnibus law UU Cipta Kerja.
Apakah mungkin demo ditukangi aktor politik hanya dalih saja dari pemerintah? Guna mencairkan suasana supaya demonstarasi tidak meluas di masyarakat untuk tidak terprovokasi?
Memang dalam demonstrasi omnibus law UU Cipta Kerja sendiri didominasi terutama kaum buruh, namun elmen-elmen lain seperti FPI dan PA212 juga melakukannya.
Mahasiswa dan KAMI juga turut ikut dalam demonstrasi tersebut. Mungkinkah mereka juga membawa kepentingan politik dalam setiap upaya demosntrasi omnibus law UU Cipta kerja?
Memang secara rasional, demo omnibus law UU Cipta Kerja ditukangi kepentingan politik, pemerintah punya kambing hitam dalam demonstrasi tersebut yang menyebabkan kerusahan yakni lawan politik pemerintah Jokowi.
Maka dari itu berbagai nama lawan-lawan politik dituding mendalangai kerusuhan demostrasi yang terjadi terkait omnibus law UU Cipta Kerja.
Mungkinkah ada keterlibatan unsur politik dalam demo UU Cipta Kerja tersebut, dimana nuasannya bukan protes buruh, tetapi protes lawan politik yang dinarasikan pemerintah Jokowi dan orang-orang pro pemerintah?
Respon Gatot Nurmantyo