Namun kini public dan buruh khusunya yang pernah berjuang dalam demonstrasi bersama seperti bertanya kemana PDIP dan Rieke Diah Pitaloka, dimana dulu getol dalam memperjuangkan perlawanan kebijakan pemerintah dengan demonstrasi dijalan kini nyaris tidak terdengar.
Mungkinkah siapapun yang ingin mendulang citra politik pada setiap demonstrasi nantinya ketika mereka berkuasa akan sama saja? Kemudian lupa pada bentuk dari sejarah yang dilakukan bersama dulu, yang sama-sama pernah menjadi demostran atau setidaknnya berjuang bersama menentang kebijakan pemerintah?
Citra politikus: Kekuasaan
Dalam berpolitik sendiri memang sesuatu yang pro dan kontra akan menjadi citra tersendiri bagi masyarakat yang kontra atau maupun pro dalam kebijakan pemerintah tersebut.
Seharusnya sudah tidak mengherankan lagi, bagaimana seseorang politikus yang memang paham bagaimana citra dan demostrasi untuk kepentingan berpolitik sendiri sudah berlangsung secara mensejarah. Â Â
Hilangnya Rieke Diah Pitaloka dan PDIP dalam panggung demostrasi masa di UU Cipta Kerja, tentu seperti diketahui adalah mereka sendiri yang tergabung dalam pemerintahanan saat ini. Bukankah tidak mungkin mereka menentang pemerintah Jokowi, dimana partainya sendiri yang berkuasa mensukseskan Jokowi?
Itulah hitung-hitungan politik bagimana arah dari politik tetap ujangnya sama tujuannya untuk berpolitik, tidak siapapun juga termasuk upaya kini dalam menanggapi UU Cipta Kerja yang dilakukan oleh Gatot Nurmantyo dalam langkah mengadvokasi atau pendampingan hukum kepada pendemo UU Cipta Kerja korban kekerasan aparat.
Saya kira tidak lain tujuannya sama seperti PDIP dan Rieke Diah Pitaloka dulu dimana citra politik harus melekat menggaet hati rakyat yang tidak puas dengan kebijakan pemerintah saat itu ikut turun ke jalan demostrasi di pemerintahan SBY.
"Apapun citra yang ingin didulang dalam menukangi perkara politik, seorang politikus atau partai politik tujuannya tetap untuk berpolitik"
Maka mungkinkah sama Gatot Nurmantyo nantinya dengan Rieke Diah Pitaloka dan PDIP dalam menggaet citra dalam demonstrasi politik untuk mendapat simpati rakyat, dimana nantinya untuk kepentingan kekuasaan politik?
Bukankah setelah pemerintahan SBY, PDIP melenggang ke kekuasaan dimana mampu berkuasa dua periode, dimana tetap ada efek saat berjuang dalam demonstrasi politik tujuannya yakni untuk berpolitik yang "efektif" dilakukan seperti Rieke Diah Pitaloka dan PDIP dulu?