Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Isu G30S dan Citra Politik Gatot Nurmantyo

23 September 2020   19:44 Diperbarui: 24 September 2020   06:39 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (SHUTTERSTOCK) via Kompas.com

Memang menjadi catatan untuk diri saya sendiri, dimana kejengahan pada sejarah G30S yang berlarut dan digunakan sebagai bahan citra politik oleh segelintir orang benar-benar telah membuat bosan.

Mengapa bulan September  selalu dijadikan sebagai momentum mengorek kembali sejarah yang penuh dengan kebencian itu selalu muncul?

Tentu saja adalah warisan dari orde baru dimana Film Penghianatan G30S/PKI selalu diputar setiap 30 September di stasiun televise nasional pada saat pemerintahan orde baru berkuasa.

Sebagai generasi muda, saya memang sudah tidak mau berurusan dengan politik kekejaman seperti itu di dalam peristiwa G30S yang sangat mendegradasi kemanusiaan hanya karena dalih kekuasaan.

Maka saya tidak mau membela kedua atau ketiga kelompok yang berseteru dalam peristiwa G 30 S. Meski dalam pelajaran sejarah dan berbagai literature pernah saya baca menjadikan saya tahu dan paham latar belakang pelaku dalam peristiwa itu.

"G30S atau popular disebut G30S/ PKI adalah peristiwa politik yang kompleks melibatkan banyak orang, banyak golongan, dan sentiment kekuasaan politik saat itu di tahun 1965",

Jika kita mau bicara siapa yang salah dalam peristiwa G 30 S, semua yang terlibat salah. Sebab dalam seteru tersebut korban-korban yang tidak bersalah tanpa diadili, bahkan dibantai tanpa tahu apa salah mereka, menjadi luka yang tidak dapat dihapus oleh mereka yang menjadi korban peristiwa G30S.

Maka sebagai perbandingan film "Penghiantan G30S/PKI" yang tayang setiap 30 sepetember dimasa orde baru. Kita sebagai generasi muda juga harus menonton film "Sang Penari" karangan film yang diadopsi dari karya sastrawan Banyumas Ahmad Tohari.

Dimana dalam film itu diceritakan warga desa disekitar wilayah Banyumas saat itu yang tidak tahu apa-apa dituduh sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Film lain yang relevan sebagai pengetahuan G 30 S adalah film "Gie" yang dibintangi Nicholas Saputra. Film ini menceritakan gerakan mahasiswa pasca dan pra 1965 dimana dapat dengan gamblang juga membaca G30S.

Dalam narasi kedua film tersebut banyak dari mereka masyarakat  yang tidak tahu apa-apa disalahkan dan di jebloskan ke penjara. Tidak sedikit juga dibatai secara keji tanpa proses pengadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun