Â
Memang bukan hal yang mengejutkan ketika Arief Puyuono tidak di ikut sertakan dalam struktural Wakil Ketua Umum Partai Gerindra 2020-2025.
Tidak hentinya membuat geger publik yang mengakibatkan citra Partai Gerindra menjadi hancur dihadapan public, kebanyakan oleh Arief Poyuono melalui pernyataan-pernyataannya yang kontroverisal.
Mungkin itulah sebab tidak terpilihnya Arief Poyuono menjabat sebagai Waketum Partai Gerindra periode 2020-2025.
Meskipun Arief Poyuono dengan gayanya sendiri menyebut banyak kader Partai Gerindra lain yang tidak menyukainya. Arief Puyuono menyebut mereka takut dirinya menjadi ketua umum Partai Gerindra.
Apakah demikian adanya? Saya kira itu adalah gaya Arief Puyuono membela diri. Tetapi sebab mengapa dirinya tidak disukai banyak kader lain di Partai Gerindra, tentu pernyataannya yang ceplas-ceplos akhirnya merugikan partainya sendiri yakni Gerindra.
Puncaknya bulan Juni lalu dimana Arief Poyuono berbicara soal Isu 'PKI dimainkan kadrun' membuat masalah besar bagi Partai Gerindra, sampai di twiter banyak  hastag #TenggelamkanGerindra.
Disamping itu pernyataan membuat narasi bawasanya yang menyebut Jokowi PKI dan isu PKI adalah orang-orang kadrun.Â
Sontak membuat ketua alumni PA 212 Slamet Maarif meminta Gerindra dan Prabowo Subianto untuk memecat Arif Puyuono dari kepengurusan Partai Gerindra.
Sudah tidak terhitungnya pernyataan yang dilontarkan publik akhirnya merugikan Gerindra membuat diri Arif Poyuono juga dipanggil Partai Gerindra, diduga melanggar kode etik Partai Gerindra. Tetapi Arief Puyuono tidak pernah datang memenuhi panggilan tersebut.
Maka tidak salah jika Partai Gerindra geram dengan segala pernyataan-pernyataan Arief Puyono tersebut yang kontroversial mecoreng citra partai.Â