Kenyataannya sebagai basis suara PAN (Partai Amanat Nasional) sejak awal berdirinya, tanpa warga Muhammadiyah, PAN tidaklah akan mendapat suara apa-apa.
Sepanjang solidnya warga Muhamadiyah sebagai basis pemilih mendongkrak suara PAN. Belum pernah PAN menikmati puncak kekuasaan politik sebagai partai yang dipilih mayoritas pemilih di Indonesia.
Dari tahun ke tahun, pemilu tahun 1999 sampai 2019. PAN tidak pernah menginjak papan atas prestasi suara pemilu. Sepanjang sejarahnya PAN paling mentok menginjak peringkat 5. Sehingga PAN sendiri jika di klasifikasi merupakan partai kelas menengah di Indonesia.
"Berpolitik menyatukan suara untuk berkuasa sangat penting dan dianjurkan dalam demokrasi. Karena dalam sistem demokrasi sendiri, politik adalah jumlah suara terbanyak".
Memang kenyataannya itu tidak dapat ditampik. Sebesar-besarnya organiasasi masyarakat mendukung PAN seperti Muhammadiyah. Apakah tidak akan mengalami kendala jika suara PAN sendiri terpecah belah menjadi dua misalnya? Di mana pecahnya tersebut dapat merusak kesolidan dan perolehan suara partai politik PAN di pemilu?
Sebenarnya sejarah berdirinya PAN. Partai itu dapat eksis sampai saat ini berkat suara warga Muhammadiyah. Saya kira di luar warga Muhammadiyah, PAN tidaklah menjadi partai refersensi pilihan utama masyarakat.
Berbeda dengan partai nasionalis lain seperti Golkar (Golongan Karya) dan PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), dimana basis politiknya menyebar di kalangan masyarakat identitasnya tidak melekat. Tetapi dengan PAN sampai kapanpun akan terus melekat dengan warga Muhammadiyah. Di mana ada Muhammadiyah di situlah potensi pemilih partai PAN.
Maka tidak salah jika PAN akan merugi dengan sendirinya jika mereka membelah dirinya sendiri menjadi berapa pun bagiannya. Karena secara tidak langsung PAN juga membelah pemilihnya yakni organisasi atau warga muhammadiyah yang ada.
Meskipun PAN merupakan partai berpengalaman yang dibangun 22 tahun silam pasca reformasi. Tetapi saya kira basis pendukungnya sendiri, PAN belum mampu secara efektif meraup dukungan lain selain dari warga Muhammadiyah.
Ini terbukti contohnya suara politik dari desa saya sendiri pinggiran Kabupaten Cilacap. Dimana pemilih PAN berbanding lurus dengan warga Muhammadiyah yang ada. Dari tahun ketahun peningkatan pemilih PAN tidaklah signifikan.
Bahkan anak ranting kepengurusan partai PAN sendiri di desa saya tidak begitu terlihat. Berbeda dengan partai lain seperti PDIP yang walau tidak banyak anggota anak rantingnya. Tetapi ada kepengurusannya dan jelas. Pemilih tradisionalnya pun tetap ada saja, mayoritas orang tua.