Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Helikopter: Semangat Anti Korupsi KPK Luntur?

25 Agustus 2020   00:43 Diperbarui: 26 Agustus 2020   08:05 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka dari itu dengan polemik kemewahan yang ditampilkan pimpinan KPK itu sendiri mengundang respon yang pelik dari berbagai kalangan, dengan melakukan kunjungan menggunakan helikopter mewah ke Kabupaten Ogan Komering Ulu,Sumatra Selatan.

Dengan gaya kepemimpinan KPK yang mewah tersebut masyarakat anti-korupsi Indonesia (MAKI) mengadukan kepada dewan (dewan pengawas) KPK terkait dengan kode etik pimpinan KPK yang tidak mencirikan semangat anti korupsi dengan gaya kerja yang mewah.

Atas laporan MAKI tersebut Dewas KPK akan menggelar sidang etik untuk "Firli Bahuri" hari ini Selasa (25/8/20)

Firli Bahruri Tidak Salah

Sudah menjadi pemadangan yang umum segala bentuk kekuasaan sangat dekat dengan kemewahan.

Jabatan Firli Bahruri sebagai ketua KPK adalah jabatan bergengsi yang pantas bermewah-mewah umumnya para pejabat tinggi Negara.

Maka laporan MAKI sendiri jelas mewakili suara masyarakat luas tentang keterpercayaan akan lemabaga KPK itu sendiri sebagai komisi pembrantasan korupsi.

Yang harus dibuktikan oleh lembaga tersebut  semangat anti korupsi: harusnya tidak bermewah-mewah.

Dewan pengawas KPK. Menurut saya "Firli Bahuri" tidaklah salah sebagai pejabat tinggi ingin mendapat fasilitas mewah menggunakan helikopter. Semua pejabat Negara juga menginginkan demikian.

Menurut saya yang salah adalah ia "Firli Bahruri" mewah saat menjadi pimpinan KPK tidak mencirikan semangat anti korupsi yang harus jauh dari kemewahan.

Dengan dugaan melanggar "kode etik" yang dilakukan dirinya Firli Bahuri jelas bersalah, patut dikenai sanksi yang berat. Pejabat anti korupsi dekat-dekat dengan potensi korupsi yakni gaya hidup yang mewah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun