Maka dari itu dengan polemik kemewahan yang ditampilkan pimpinan KPK itu sendiri mengundang respon yang pelik dari berbagai kalangan, dengan melakukan kunjungan menggunakan helikopter mewah ke Kabupaten Ogan Komering Ulu,Sumatra Selatan.
Dengan gaya kepemimpinan KPK yang mewah tersebut masyarakat anti-korupsi Indonesia (MAKI) mengadukan kepada dewan (dewan pengawas) KPK terkait dengan kode etik pimpinan KPK yang tidak mencirikan semangat anti korupsi dengan gaya kerja yang mewah.
Atas laporan MAKI tersebut Dewas KPK akan menggelar sidang etik untuk "Firli Bahuri" hari ini Selasa (25/8/20)
Firli Bahruri Tidak Salah
Sudah menjadi pemadangan yang umum segala bentuk kekuasaan sangat dekat dengan kemewahan.
Jabatan Firli Bahruri sebagai ketua KPK adalah jabatan bergengsi yang pantas bermewah-mewah umumnya para pejabat tinggi Negara.
Maka laporan MAKI sendiri jelas mewakili suara masyarakat luas tentang keterpercayaan akan lemabaga KPK itu sendiri sebagai komisi pembrantasan korupsi.
Yang harus dibuktikan oleh lembaga tersebut  semangat anti korupsi: harusnya tidak bermewah-mewah.
Dewan pengawas KPK. Menurut saya "Firli Bahuri" tidaklah salah sebagai pejabat tinggi ingin mendapat fasilitas mewah menggunakan helikopter. Semua pejabat Negara juga menginginkan demikian.
Menurut saya yang salah adalah ia "Firli Bahruri" mewah saat menjadi pimpinan KPK tidak mencirikan semangat anti korupsi yang harus jauh dari kemewahan.
Dengan dugaan melanggar "kode etik" yang dilakukan dirinya Firli Bahuri jelas bersalah, patut dikenai sanksi yang berat. Pejabat anti korupsi dekat-dekat dengan potensi korupsi yakni gaya hidup yang mewah.