Dalam wacana nguri-nguri budaya sendiri kenyataanya, setiap generasi memang haruslah bersikap terbuka pada setiap generasinya. Misalnya: "Jangan merasa bahwa saya tua, kamu muda, nguri-uri kebudayaan semua sama berlaku sebagai manusia".
Bahkan ketika dalam wacana kebudayaan tersebut masih ada logika berpikir seperti itu tidak terbuka pada multigenerasi. Sudah dipastikan kebudayaan sendiri akan mandeg apalagi dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya itu tidak akan mungkin.
Maka dari itu meskipun mayoritas penabuh gendingan usia dapat 2 kali lipat dari usia saya saat ini, tetapi saya tidak berpikir demikian, enggan bergaul dengan generasi yang lebih tua.
Saya kira kesadaran akan kebudayaan lebih kuat ada pada orang-orang tua. Karena memang orang yang sudah tua adalah saksi sejarah dari lompatan generasi. Maka dari itu berbagai dinamika kebudayaan telah mereka rasakan dan jalani.
Ketika kerinduan akan kebudayaan memanggil mereka: para orang-orang yang sudah tua. Disanalah mereka dapat bernostalgia terhadap kebudayaan tersebut. Â Sebab tanpa di latar belakangi munculnya ide-ide kebudayaan lama, tidak akan ada suatu gerakan untuk dapat nguri-uri kebudayaan tersebut.
Dalam wacananya sendiri mengapa banyak orang tua tergerak menggelar kembali seperangkat alat gamelan. Keberadaan Sanggar Sarakerta, Sanggar yang dibangun oleh dana CSR PT. Pertamina Fuel Terminal Maos adalah pemantik untuk melakukan tradisi dan kebudayaan lama melibatkan musik yakni gamelan supaya tetap lestari dan menjadi bagian dari hidup mereka.
Meskipun dalam setiap pagelarannya sendiri harus mengeluarkan biaya untuk sewa gamelan. Namun hiburan serta ketenangan, kebahagiaan dan olahraga yang menyertai ketika melakukan praktik budaya memainkan musik gamelan, menjadi tujuan utama disamping terus berkegiatan di masa tua mereka untuk memperpanjang umur.
"Saat ini tidak ada hiburan yang tidak mengelurkan biaya. Sewa seperangkat gamelan senilai 3 juta rupiah terbilang murah mengingat harga gamelan yang fantastis".
Memang apa yang dinamakan nguri-uri budaya berbanding lurus dengan biaya yang harus dikeluarkan. Tetapi bukankah itu berlaku pada kebudayaan non tradisional sekalipun harus tetap berbiyaya di abad ke-21 ini?
Sekalipun memainkan musik modern menyewa di tempat perentalan musik, serta karaoke keluarga di tempat-tempat karaoke sebagai bentuk kebudayaan modern, semua juga pasti berbiyaya. Saat ini dengan peradaban "modal" kebudayaan adalah biaya itu sendiri.
Dalam menyadarkan kesadaran kolektif warga masyarakat akan kebudayaan dibidang seni musik gamelan juga karena ada pembanguan Sanggar yang memantik wacana imajinasi menghidupkan gamelan itu sendiri bagi masyarakat Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.