"Dijaman digital ini semua serba medsos. Oleh karena itu followers menentukan dapat sukses atau tidak manusia hidup di dunia saat ini".
Istilah "urip ayem" dalam bahasa jawa yang berarti hidup tenang. Dijaman yang serba media ini patut disematkan pada orang-rang yang mempunyai banyak followers.
Secara tidak langsung setiap orang saat ini berlomba-lomba untuk populer di medsos. Sebab dalam menjadi popular tersebut tidak hanya dikenal, tetapi juga dapat berpenghasilan istilahnya numpang kerja medsos tersebut.
Sedangkan fenomena berpenghasilan dari medsos sendiri saat ini memang sudah umum. Tidak dipungkiri contohnya di instagram, jika akun kita memang sudah banyak folowersnya tentu ada saja endors yang menghampiri.
Sebagai contoh akun instagram saudara saya yang tidak saya sebut namanya. Dia dulu adalah kru editor salah satu youtuber kondang dengan berjuta-juta subscraber.
Oleh karena itu seringnya dirinya di tag oleh akun youtuber berjuta followers tersebut di instagram, dirinya pun diikuti fans dari youtuber itu. Alhasil sampai saat ini sudah ratusan ribu follower akun instagram saudara saya.
Maka sering saya lihat karena saya mengikuti akun instagram saudara saya tersebut. Akun instagramnya sering digunakan dirinya untuk mengendorse, baik makanan atau pun minuman tidak ketinggalan prodak-prodak aplikasi lainnya yang saat ini sedang berkembang.
Saya waktu itu juga ditawari sebuah project untuk membuat artikel. Lumayan tawarannya satu artikel harganya fantastis. Lebih besar nilai rupiahnya dari urutan pertama kompasianer yang mendapat K-Reward.
Tetapi karena kaburnya "spesifiknya" tulisan tersebut. Saya juga tidak disodorkan sebuah prodak untuk saya tulis ulasannya, akhirnya project itu tidak berjalan sampai saat ini.
Itulah mengapa saya sebut jikalau akun medsos banyak follower dapat digunakan untuk kebutuhan kerja. Untuk itu saat ada potensi pendapatan dari media social: "hidup tenang tidak perlu ngoyo-ngoyo mencari pekerjaan".