Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Interpretasi Musik "Athur Scopenhour" dan Degung Sunda yang Menenangkan Batin

18 Agustus 2020   12:13 Diperbarui: 19 Agustus 2020   19:53 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:ragamseni.com

Untuk itu jika memang keadaan terus seprti ini, kita manusia-manusia "spaneng" saaat ini butuh sesuatu yang mendamaikan pikiran dan batin. Bagimanakah caranya? Dengan diri saya yang setiap hari terdiam di kamar, sembari berselancar ke dunia maya "internet" mencari kerja, itulah yang sulit tanpa aktivitas lainnya.

Tanpa "aktivitas" pikiran semakin membunuh saya dengan berbagai harapan dan imajinasi-imajinasinya sendiri. Maka apa yang saya lakukan untuk menetralisir keadaan saya ketika "spaneng" adalah mendengarkan music instrumental degung sunda. Dimana irama yang santai sekaligus hikmat dapat merefleksikan pikiran-pikiran saya untuk mengikuti alunan music tersebut.

Music "Degung" Menetralkan Beban Pikiran

"Athur Scopenhour mengatakan bahwa : "Music berdiri terpisah dari semua seni lainnya, dimana dalam music tidak mengenali salinan, pengulangan, ide apapun dari sifat batin dunia".

Namun music adalah seni yang luar biasa dan sangat indah, pengaruhnya terhadap sifat terdalam manusia begitu kuat, dan itu begitu sepenuhnya sangat dipahami oleh keberadaan yang melampaui dunia-dunia manusia yang mendengarkannya. Itulah keindahan yang tidak dapat disangkal seperti alunan seruling dan gamelan "Degung" sebagai bagian dari sekumpulan music instrument tradisional.

Degung sendiri adalah sekumpulan alat music yang dimainkan oleh sebagain besar masyarakat sunda meskipun saya bukanlah orang sunda, saya orang jawa; "menikmati sekali music degung sunda tersebut". Sebab music sendiri dengan apa yang disampaikan "Athur Scopenhour" benar adanya: "melampaui batas apapun sekat-sekat identitas manusia".

"Music merupakan pengantar sesuatu dari luar diri kepada dalam diri "batin", yang dapat menyinari serta membuat pembeda dari mood manusia menembus batas dalam keadaan apapun yang sedang dialami oleh manusia".  

Maka didalam keseharian dan "kesepanengan" saya menjalani hari-hari dimana semua keadaan adalah kontradiktif dari hidup. "Semakin kita tidak ada aktivitas seperti kerja secara fisik disanalah alam-alam pikiran kita sebagai "manusia" semakin liar adanya. Tidak dapat disangkal itulah kenyataanya: semakin banyak berdiam semakin banyak berpikir".

Sebab dalam pikiran "mendilemakan" hidup sungguh jauh melampaui angan manusia itu sendiri. Tidak lebih harapan selalu saja dilebih-lebihkan, eksistensi yang tidak diterimai, serta kebutuhan akan dorongan-dorongan "kebutuhan fisik", terus menjadi problematisme dalam memandang hidup.

Bagi saya dengan ruwetnya pikiran seorang yang sedang merasakan ada yang hilang dari hidupnya, "seni" merupakan jawaban dari kehilangan-kehilangan tersebut, termasuk didalamnya music instrumental "degung" yang menjadi penghantar konektivitas antara pikiran dan batin manusia.

Saya rasa pilihan "saya" tepat menjadikan music "degung" sebagai music kontemplasi mengendurkan segala pikiran-pikiran yang sepaneng akibat dari kurangnya relasi batin. Karena pada akhirnya saat konektivitas batin yang tenang dengan sendirinya pikiran-pikiran "spaneng" manusia akan netral dengan sendirinya mengikuti alunan music instrumental degung yang syahdu.   

      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun