Intinya mereka pun dengan beban yang harus ditanggung, apakah mereka dan yang sudah ditanggungnya "keluarganya" mau hidup menderita tanpa uang? Bukankah semua orang tidak mau hidupnya menderita, oleh karena itu ia "manusia" mencari kebahagiaan?
Abad ke-21, dengan uang-uang itu, apakah manusia dapat hidup tanpa uang. Inilah berbagai pertanyaan itu yang masih terpendam seperti menjadi hal yang tabu untuk dipertanyakan. Sebab diabad ke 21 ini, pertanyaan kau butuh uang atau tidak dalam menjalani hidup adalah konyol!
Bekerja adalah hidup dan mati mereka "manusia", meskipun terkadang mereka harus mengutuk manusia lain dalam ruang kerja tersebut. Tetapi ini hidup, manusia harus paham betul, seakan nasib manusia adalah garis. Ya garis dimana kelahiran yang mereka ciptakan sendiri, sebagai seseorang yang terlahir dari keluarga mana, punya modal apa, dan itulah menjadi manusia.
Namun bagi saya, keadaan lahir memang sudah terlanjur, ia "manusia" memang tidak dapat memilih dimana ia akan lahir. Tetapi dengan cara  yang bisa lakukan, ia pun sama seperti mereka, dan apa yang bisa dilakukan mereka-pun akan sama dengan apa yang dilakukan saya sebagai manusia.
Hidup memang tidak sesederhana itu, namun dengan tekad yang dilakukan, semua akan dapat terwujud meskipun sedikit melenceng dengan harapan. Ya, hidup adalah sebuah perjuangan yang suci, tetapi bagaimana bentuk dari keutamaan setiap perjuangan itu dalam kehidupan ini, yang mewujud menjadi menusia?
Berjuanglah untuk dirimu sendiri sampai dia bahagia dari kedalaman nuraninya, karena ketika nurani seorang manusia bahagia, bukan tidak mungkin; ia dapat membahagiakan manusia lain yang ada dalam kehidupannya. Merasa harus teradili oleh hidup dan selalu merasakan kontradiksi merupakan hal yang wajar dirasakan manusia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H