Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Perkara Upah Kerja Murah

12 Januari 2020   21:39 Diperbarui: 13 Januari 2020   18:12 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin menjadi sebuah kebenaran bawasannya; untuk cukup memang diri sendiri harus mencukup-cukupkan sendiri. Sesuatu yang ambigu, kata "cukup" bukankah harus ada sesuatu yang ditekan?

Atau dengan kebutuhan ingin yang harus ditunda terlebih dahulu, supaya pendapatan rupiah setiap bulannya menjadi pas, syukur bisa sedikit lebih untuk bekal masa depan, bisa buat tabungan nikah atau investasi untuk usaha sendiri, kata cukup berarti uang itu harus cukup untuk ditabung berapapun nominalnya.

Namun apa, Agus bukan saja lebih rasional dari anak-anak yang paling dianggap sarjana di Kampus sana. Olah pikir manusia bukan saja karena rangsangan bagaimana ia harus belajar disekolah, tetapi juga upaya bertahan, lalu mencukupkan sebagai mahkluk hidup sendiri, dan terus belajar menjadi manusia merupakan bentuk dari olah-olah pikir tersebut.

Bahakan olah pikir yang didasari oleh pengalaman itu sendiri, dapat dikatakan menjadi sebuah kebenaran "versi masing-masing" termasuk Agus membenarkan bahwa; menjadi pekerja kini tidaklah mudah, jika tidak kerja tidak ada penghasilan, kerja rasanya hanya cukup untuk makan, tetapi kalau tidak kerja, mau apa? Liburan setiap hari? Dari mana uangnya? Hamsyong!

Maka agus terus menyaka, hidupnya akan sama saja ketika tidak ada harapan akan naiknya gaji setiap setengah semester atau satu tahun. Dan gaji tersebut harus lebih dari aturan yang ditetapkan pemerintah.

Inflasi ekonomi akan naiknya upah terkadang juga dibarengi dengan naiknya harga kebutuhan pokok untuk kesetabilan ekonomi, yang pada akhirnya jika tetap menurut pada aturan upah pemerintah, tetap hasilnya akan sama saja; karena kebutuhan untuk makan Agus juga bertambah nilainya setiap harinya.

Mungkin sebelumnya sepuluh ribu yang hanya makan nasi-sayur plus gorengan, karena ekonomi disesuaikan dengan upah yang di tentukan pemerintah, ia akan naik juga menjadi dua belas ribu tetap tanpa lauk daging atau ikan.

Jadi apa artinya gaji naik jika kebutuhan untuk hidup juga dibarengi naik dan kenaikan upah itu untuk membayar nilai naik dari kebutuhan setiap hari termasuk kebutuhan makan?  

Pusing atau tidak pusing, kerja sepertinya harus terjalani dan dijalani, namun apakah seseorang pekerja harus terus dan terus bekerja meskipun tidak ada perubahan hidup dari mereka bekerja? Apakah tidak akan menjadi pertanyaan pada akhirnya? Mungkinkah dari hasil kerja itu dimasa akan datang dapat merubah nasibnya jika ia tidak mengupayakan diri untuk mencari pendapatan rupiah lain selain bekerja?

Menjadi pekerja "kantor" meskipun kerja sendiri dilapangan, atau sama dengan kerja lapangan yang disesuaikan dengan kerja kantoran, apalah artinya ia "Agus" tetap hitam cap kuli yang terlebel kulit hitam tersengat matahari.

Sesekali karena kerja diteknik melayani costumer, Sabtu- Minggu jika ada complen dari costumer-pun harus jalan dan bekerja. Masih mending Sabtu-Minggu kerja ada uang lemburnya, jika tidak, ah, gelap! Lembur saja termasuk kegelapan itu, masa untuk dapat tambahan dari gaji yang murah saja harus lembur dahulu, dimana letak kemurahan hati untuk pekerja rendahan bergaji murah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun