Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Bersama Bintang-bintang

17 Oktober 2019   21:09 Diperbarui: 18 Oktober 2019   20:15 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kerlip bintang. (pixabay.com)

Seperti yang akan berat dirasa
Mencintai adalah tertunduk
Dan siapakah yang menundukan itu?
Malam yang terus dipertanyakan, ia tidak bertanya pada siapapun
Kembali "Ia" bertanya pada dirinya sendiri.

Tentang pria yang bebal itu: energinya sangatlah sedikit
Karena selalu ada tanya didalam batinnya
Apakah ada yang ingin menenggelami hidupnya?  
Yang teronta dibalik nestapanya sebagai manusia
Memang pertanyaan ini seperti bias: maukah kamu?

Dikala bertanya menjadi berat
Mungkinkah dapat terjawab?
Narasi dalam rasa sendiri begitu rumit
Terkadang untuk menjadi dirinya sendiri saja sulit.

Sejatinya semua perasa memang bebal
Sengaja aku ciptakan puisi dibalik rancangan-rancangan buku itu
Meskipun khayalan tidak seindah realitasnya
Hasrat yang ingin dibagi, apakah kotor dan tidak layak?

Sumber gambar: dokpri
Sumber gambar: dokpri
Untuk itu, rengkuhlah dalam lumunanmu pria bebal
Angan yang terkadang tidak sampai
Akan sejauh mana dalamnya rasa itu akan kau selami?
Yang hanya butuh kekuatan nyata
Menjadi, atau tidak sama sekali dijadikan

Ketenangan, sungguh hanya ketenangan
Rangkulah batin ini dalam kedamaian Meskipun kesendirian hanyalah godaan dari angan
Terbagialah untuk membagi
Rengkuhlah dirimu bersama bintang-bintang malam yang jalang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun