Seringkali, ini bukan saja perkara waktu, tetapi perkara bagaimana manusia bersinergi di dalam lingkungannya sendiri. Memang menjadi hal umum, dimanapun selama terlibat dalam "bekerja" secara bersama, perselisihan, salah persepsi, dan lain sebagainya merupakan hal yang patut terjadi.
Seperti apapun ruang kerja manusia, pasti akan ada saja yang ingin menonjol di dalam komunitas kerjanya. Bukan suatu yang aneh, terkadang semua ruang-ruang krumunan saat ini memang harus dipenuhi dengan intrik, politis, keuntungan pribadi, bahkan sikap paling "apatis" terdapat disana.
Memang  fenomena ini seperti SOP atau Standart Oprasional Procedure terselubung dari dalam ruang kerja itu sendiri. Tetapi bukankah menjadi pertanyaan, tentang apa tujuan kita "manusia" dalam bekerja?Â
Untuk mendapat "uang" itu pasti, tetapi apakah uang dapat membayar kenyamanan dari mencari uang, dalam ruang kerja sebagai lantaran mencari uang itu sendiri?
Mungkin dapat dikira-kira, setiap orang kini, pasti, mereka terlibat dalam upaya bekerja sama, dalam bentuk apapun. Namun apakah mungkin dalam ruang kerjasama, menjadi egois itu akan lebih baik pada akhirnya sebagai perkerja di dalam ruang kerja itu sendiri? Inilah yang harus dihindari dari dalam ruang "krumunan" bekerja secara bersama tersebut.
Ruang kerja, terlihat bahwa; semua dapat dilaksanakan jika dari dalamnya sendiri bersikap profesional. Benar, "profesional" memang etos kerja dalam ruang kerja perusahaan, tetapi apakah itu akan cukup menciptakan ruang kerja yang bersahabat?Â
"Hanya kata professional saja dalam ruang kerja, perusahaan", tidak ada upaya bekerja sama sebagai manusia secara lebih dalam arti lebih dari atau "melampaui" professional?
Tidak. Professional hanyalah bentuk transaksi manusia pada perusahaan "ruang kerja". Selebihnya kata profesional dalam ruang kerja merupakan bentuk pribadi. Seharusnya, apa yang "seharusnya" dilakukan dalam budaya kerja perusahaan, tidak lebih dari itu. Sedangkan untuk bekerja sama sendiri sebagai suatu manusia yang bekerja sama, haruslah melampaui yang namanya professional.
Justru kebanyakan yang terjadi, kata" professional" ini selalu menjadi alibi. Tentu untuk saling kata-mengatakan bahwa: mereka yang terlibat unsur intrik dan mungkin "politis" di ruang kerja, mengacu pada hal tersebut "profesionalisme" kerja untuk saling menjatuhkan antar manusia pekerja di dalam ruangan kerja.
Kembali lagi semua pada pribadi setiap krumunan ruang kerja tersebut. Betah dengan sikap dingin setiap pribadinya, atau hangat mengibaratkan ruang kerja sebagai rumah dan keluarga kedua bagi manusia pekerja. Sekali lagi, ini hanya perkara pilihan dan disetiap krumuanan ruang bersama, pasti akan selalu ada perselisihan termasuk dalam ruang kerja itu sendiri sebagai ruang krumunan.
Ruang kerja sebagai tempat bermain kedua